• Beranda
  • Berita
  • Pemerintah tambah sekolah untuk anak TKI di Malaysia

Pemerintah tambah sekolah untuk anak TKI di Malaysia

25 November 2017 13:02 WIB
Pemerintah tambah sekolah untuk anak TKI di Malaysia
Arsip Foto. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (kanan) bersama Menteri Desa PDT dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo (kiri) dan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir (kanan) menyimak pemaparan dalam Forum Merdeka Barat 9 terkait Pemberdayaan dan Keberpihakan untuk Mengatasi Ketimpangan di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (23/10/2017). (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berencana menambah sekolah yang disebut Community Learning Center (CLC) untuk anak tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.

Pada peringatan Hari Guru Nasional di Jakarta, Sabtu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan sampai tahun 2018 pemerintah akan membangun 50 CLC untuk menyediakan fasilitas pendidikan anak-anak TKI di Negeri Jiran.

"Serawak ada penambahan 50 CLS, dan di wilayah lain, dulu di semenanjung belum dibolehkan, sekarang sudah diperbolehkan juga," katanya.

Muhadjir mengatakan pembangunan CLC tidak hanya akan dilakukan di wilayah perkebunan tetapi juga di daerah perkotaan tempat banyak TKI bekerja.

Ia menjelaskan pula bahwa CLC adalah sekolah yang setingkat dengan Sekolah Menengah Pertama. Pemerintah, menurut dia, selanjutnya berencana membangun sekolah lanjutan setingkat Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan di Sabah.

"Sudah diizinkan, Insya Allah tahun depan sudah dibangun," kata Muhadjir.

Pemerintah juga akan membangun sekolah kejuruan di wilayah perbatasan supaya warga Indonesia yang bekerja di dekat wilayah tidak kesulitan menyekolahkan anak mereka.

Saat bertemu dengan warga Indonesia di Serawak pada Rabu (22/11), Presiden Joko Widodo mengatakan anak-anak Indonesia yang berada di sana harus  bersekolah.

Tahun ini sudah dibangun 19 CLC di sana dan targetnya sampai Juli 2018 jumlah CLC sudah bertambah menjadi 50 unit. "Jangan sampai ada anak-anak kita yang tidak sekolah. Masa depan Indonesia ada di anak-anak kita," katanya sebagaimana dikutip laman Sekretariat Negara.



Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017