"Di daerah Baturraden itu sedang dibangun pembangkit listrik tenaga panas bumi. Kemarin sempat terjadi demo, penolakan," kata anggota Presidium I Himpuni yang juga Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Haiban Hadjid di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu.
Haiban mengatakan hal itu saat konferens pers dalam rangka Rapat Kerja Nasional Himpuni di Gedung Justisia 3, Unsoed Purwokerto.
Menurut dia, Unsoed beberapa waktu lalu telah mengadakan kajian dan seminar tentang PLTPB Baturraden.
"Saya sendiri belum mendapatkan informasi hasil pertemuan tersebut. Tetapi dari Himpuni, ini (permasalahan PLTPB Baturraden, red.) masih diinventarisasi, Insya Allah, mudah-mudahan akan ada kajian," tegasnya.
Ia mengakui jika permasalahan PLTPB Baturraden belum diperhatikan secara detail oleh Himpuni.
Kendati demikian, dia mengharapkan Himpuni bisa memberikan masukkan yang paling baik.
"Intinya, semua program harus berjalan dengan baik, tidak ada yang dirugikan. Saya yakin, walaupun dalam hal tertentu kadang ada yang dikorbankan, tetapi kalau keuntungannya lebih besar, kenapa tidak kita dukung, demikian halnya sebaliknya," kata Haiban.
Proyek pembangunan PLTPB Baturraden telah memicu terjadinya sejumlah unjuk rasa penolakan oleh berbagai elemen masyarakat karena dinilai merusak kawasan hutan lindung di lereng selatan Gunung Slamet.
Selain itu, proyek tersebut dinilai mencemari sejumlah aliran sungai di Kecamatan Cilongok, Banyumas, dan sumber air minum yang dimanfaatkan masyarakat setempat terutama saat hujan karena airnya menjadi keruh dan bercampur lumpur sejak pembangunan PLTPB Baturraden mulai dikerjakan.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017