"Hujan panas turun sehari. Guruh menyambar pohon jati. Hati hamba sungguh sangat berseri. Karena bisa hadir di istana maimun ini," kata Presiden Joko Widodo di Istana Maimun, Medan, Minggu.
Istana Maimun adalah istana Kesultanan Deli yang dibangun pada 1888 oleh Sultan Mahmud Al Rasyid.
Presiden beberapa bulan lalu juga hadir dalam penutupan festival keraton nusantara di taman goa keraton Sunyaradi Keraton Kasepuhan Cirebon.
"Ini adalah bentuk apresiasi saya, kecintaan saya, kebanggaan kita semua pada seluruh warisan adat dan budaya bangsa kita yang memang sangat kaya, yang memang sangat beragam," tambah Presiden.
Presiden lantas menceritakan mengenai prosesi tarian manortor dalam pesta adat Mandailing yang disebut Mata Ni Horja.
"Saya manortor di hadapan para raja dari berbagai marga. Kita semuanya, saya, semakin kagum dengan kekayaan budaya yang kita miliki karena di setiap prosesi bukan hanya memiliki keindahan estetika yang tinggi, tapi terkandung pesan-pesan simboli terkandung filosofi-filosofi yang sangat bermakna yang bisa menjadi landasan etik dalam kehidupan kita sehari-hari," ungkap Presiden.
Menurut Presiden, dalam setiap prosesi adat itu terkandung pesan terkandung makna, terkandung filosofi untuk saling menghormati, diingatkan untuk selalu memperhatikan tata krama, sopan-santun, diajak untuk terus menjaga kebersamaan serta menguatkan tali persaudaraan.
"Saya melihat nilai-nilai adiluhung itu hidup dalam tradisi adat-budaya di setiap suku di Indonesia, apakah dalam adat-budaya suku Batak, suku Melayu, suku Jawa, suku Bugis dan suku-suku yang lainnya yang jumlahnya 714 suku," ungkap Presiden.
Ia pun yakin nilai-nilai budaya yang adiluhung tersebut juga hidup dalam tradisi adat dan budaya keraton-keraton di Nusantara.
Dalam pembukaan festival itu hadir juga Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi, Kepala Staf Presiden Teten Masduki, Ketua Umum Forum Silaturahmi Keraton se-Nusantara Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadingrat dan raja, ratu, serta sultan dari berbagai kesultanan.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017