"Rekonsiliasi Israel-Pelestina merupakan kunci untuk persatuan di Palestina," kata Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, ketika menghadiri pertemuan Hari International untuk Solidaritas Bersama Masyarakat Palestina, di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan, selama kurang lebih setengah abad dunia telah menyaksikan pelanggaran-pelanggaran hukum internasional, kemanusiaan dan hak asasi manusia oleh Israel lewat pendudukan ilegal di Palestina.
Di saat yang masyarakat dunia juga menjadi saksi kekuatan dan determinasi rakyat Palestina untuk memperjuangkan kemerdekaannya, kata Menlu seraya menambahkan bahwa Rakyat Palestina berhak untuk memiliki negaranya sendiri.
"Indonesia adalah pendukung kuat bagi solusi dua negara dan negara palestina yang merdeka dengan Jerusalem Timur sebagai ibukotanya, tinggal berdampingan dengan Israel," kata Menlu.
Selain itu, Marsudi menyambut baik perjanjian damai antara dua partai Palestina Hamas dan Fatah pada Oktober lalu karena hal tersebut merupakan suatu kemajuan yang positif dalam upaya mengatasi konflik di Palestina.
Dia kemudian mengajak masyarakat internasional untuk ikut berperan serta dalam upaya menciptakan perdamaian, mengembangkan dan memperkuat institusi di Palestina melalui berbagai koridor kerjasama internasional salah satunya lewat kerjasama Selatan-Selatan.
Indonesia juga berkomitmen untuk meneruskan berbagai program pembangunan kapasitas bagi rakyat Palestina di berbagai bidang, kata dia.
"Saya ingin mengingatkan rakyat Palestina bahwa Indonesia selalu ada di belakang mereka. Kami akan bergabung dengan setiap pria, wanita, maupun anak-anak Palestina dalam harapan, impian, dan doa dalam perjuangan mereka," kata dia.
Turut menjadi pembicara dalam Peringatan Hari Solidaritas bersama Masyarakat Palestina tersebut Direktur Pelaksana pusat informasi PBB UNIC, Eshila Maravanyika, Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun, dan Duta Besar Tunisia untuk Indonesia, Mourad Belhassen, sebagai perwakilan negara-negara arab di Indonesia.
Maravanyika menyampaikan, mengutip pidato Sekjen PBB Antonio Guterres, bahwa isu Palestina telah menjadi isu yang paling lama tak terselesaikan dalam agenda PBB.
Oleh karena itu solusi dua negara adalah dasar bagi perdamaian yang adil, berkelanjutan dan comprehensif antara Palestina dan Israel yang bisa menciptakan momentum bagi stabilitas di kawasan, kata Maravanyika.
Sementara itu Al Shun atas nama rakyat Palestina mengatakan, "Masyarakat kami telah memutuskan untuk meneruskan perjuangan kami."
Pewarta: Aditya Wicaksono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017