"Jumlah remaja yang besar menjadi aset luar biasa bagi bangsa dan negara Indonesia, apabila dikelola dengan baik akan berkualitas," kata Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Dwi Listyawardani di Banda Aceh, Kamis.
Dia mengatakan remaja target sosialiasi mendapatkan tambahan informasi dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja, yaitu soal risiko tertular HIV/AIDS, bahaya narkoba, bahaya seks bebas, pentingnya penundaan usia perkawinan serta manfaat keluarga berencana.
Materi informasi sosialisasi itu, kata dia, menjadi landasan dalam menekan laju pertumbuhan penduduk dan membangun keluarga yang berkualitas.
"Melalui kegiatan ini diharapkan peserta juga mengerti dan dapat menyampaikan pesan GenRe kepada teman-temannya agar dapat berperilaku positif untuk mendewasakan usia perkawinan pertama dan bebas dari TRIAD KRR," kata dia.
TRIAD sendiri artinya adalah tiga permasalahan, sementara KRR merupakan kependekan dari Kesehatan Reproduksi Remaja. Singkatnya, TRIAD KRR adalah tiga permasalahan pada Kesehatan Reproduksi Remaja yang meliputi seksualitas, NAPZA dan HIV/AIDS
Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 oleh Bappenas, pada tahun 2017 jumlah penduduk remaja (usia 10-24 tahun) di Indonesia mencapai 66,6 juta jiwa atau sekitar 25,44 persen dari total jumlah penduduk di Indonesia. Artinya, saat ini 1 di antara setiap 4 orang Indonesia adalah remaja.
Penduduk usia remaja saat ini, kata dia, akan menjadi bagian dari Generasi Emas Indonesia. Generasi tersebut pada tahun 2045 akan berusia antara 35-54 tahun yang merupakan kalangan produktif bagi pembangunan bangsa.
Untuk itu, dia mengatakan Generasi Emas Indonesia tersebut agar cerdas komprehensif, yaitu produktif, inovatif, damai dalam interaksi sosialnya, sehat dan menyehatkan dalam interaksi alamnya serta berperadaban unggul.
"Generasi Emas disemai melalui pembangunan karakter dengan pembangunan keluarga yang menggunakan pendekatan siklus kehidupan. Karena itu, membina remaja adalah investasi yang luar biasa penting," kata dia.
Sail Sabang
Kegiatan sosialisasi tersebut juga merupakan bagian dari kegiatan pariwisata Sail Sabang 2017 yang digelar pada 28 November-5 Desember 2017 dengan mengangkat tema "Menuju Sabang Gerbang Destinasi Wisata Bahari Dunia".
Dwi mengatakan Sail Sabang merupakan gelaran pariwisata sehingga sosialisasi kesehatan reproduksi menjadi penting untuk Provinsi Aceh.
Daerah dengan destinasi wisata, kata dia, harus diantisipasi agar penyakit terkait reproduksi dan seksual tidak berkembang menilik akan banyak wisatawan yang datang dengan berbagai latar belakang dan gaya hidupnya. Warga setempat harus dibentengi dengan prinsip-prinsip hidup yang sehat tapi tetap terbuka dengan wisatawan.
"Sosialisasi terutama untuk remaja menjadi penting guna mengantisipasi tersebarnya penyakit terkait seksualitas dan hal lainnya. Jangan karena kawasan ini rendah angka HIV/AIDS- nya membuat kita tidak mengantisipasi hal itu, terlebih kawasan ini tumbuh dengan dilirik wisatwan sebagai segitiga pariwisata yaitu Sabang, Phuket dan Langkawi," kata dia.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017