Dalam pesan singkat yang diterima di Medan, Minggu, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, 21 kelurahan yang dilanda banjir itu adalah Kelurahan Pabatu, Kelurahan Padang Merbau, Kelurahan Tualang, Kelurahan Lubuk Raya, KelurahanLubuk Baru, dan Kelurahan Persiakan di Kecamatan Padang Hulu.
Kemudian, Kelurahan Bandar Utama, Kelurahan Badak Bejuang, dan Kelurahan Tebing Tinggi Lama di Kecamatan Tebing Tinggi Kota.
Selanjutnya, Kelurahan Sri Padang, Kelurahan Karya Jaya, Kelurahan Tanjung Marulak, dan Kelurahan Tanjung Marulak Hilir di Kecamatan Rambutan.
Setelah itu, Kelurahan Teluk Karang, Kelurahan Bulian, Kelurahan Brohol, Kelurahan Pinang Mancung, Kelurahan Bandar Sakti di Kecamatan Bajenis, serta Kelurahan Satria dan Kelurahan Tambangan Hulu di Kecamatan Padang Hilir.
Menurut dia, banjir yang melanda Kota Tebing Tinggi tersebut disebabkan adanya hujan yang turun secara terus menerus di bagian hulu yakni Kabupaten Simalungun dan Kota Pematang Siantar.
Curah hujan dengan intensitas tinggi itu menyebabkan Sungai Padang dan Sungai Bahilang yang ada di Kota Tebing Tinggi tidak mampu menampung debit air yang sangat besar sehingga meluap dan menggenangi rumah penduduk.
Pihaknya mencatat adanya 21.080 warga dari 5.985 kepala keluarga di 21 kelurahan terkena dampak banjir tersebut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tebing Tinggi dan instansi terkait telah mengevakuasi dan mendirikan tenda-tenda hunian sementara.
BPBD kuga telah mendistribusikan logistik berupa beras sebanyak 22.000 kg, roti 10.000 bungkus, mie instan 5.000 kotak, dan 10.000 nasi bungkus bagi warga yang terdampak banjir.
Hingga Sabtu (2/12) malam, banjir yang melanda Tebing Tinggi tersebut masih tinggi.
Pewarta: Irwan Arfa
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017