"Pascabencana gelombang pasang yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini, kami melakukan pemeriksaan di sekitar objek wisata Geopark Nasional Ciletuh Palabuhanratu (GNCP), ternyata jalur untuk joging wisata sepanjang sekitar satu kilometer hancur," kata Seketaris Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi Yudi Panca Yoga di Sukabumi, Minggu.
Menurutnya, "track jogging" tersebut dibangun sebagai salah satu sarana untuk wisatawan yang ingin menikmati pemandangan laut Palabuhanratu sambil berolah raga.
Akibat rusaknya fasilitas untuk wisatawan itu, Pemkab Sukabumi harus kembali mengeluarkan biaya yang besar untuk melakukan perbaikan. Apalagi, lokasi bencana itu berada di tepat di objek wiata geopark yang tengah dalam penilaian pihak UNESCO.
Tapi, bencana gelombang pasang itu di luar kehendak manusia dan diharapkan tidak mengganggu upaya Pemkab Sukabumi untuk mendorong agar GNCP ditetapkan menjadi Geopark Dunia atau Global Geopark pada 2018 mendatang.
"Untuk perbaikannya memang membutuhkan waktu yang cukup lama, tetapi kami sudah berkoordinasi dengan dinas terkait agar perbaikan bisa dilakukan secepatnya," tambahnya.
Yudi mengatakan pascagelombang pasang yang memporakporandakan beberapa rumah, warung dan fasilitas lainnya di sekitar pesisir, pihaknya masih terus melakukan pendataan sarana dan prasarana objek wisata yang rusak.
"Memang ada beberapa fasilitas yang rusak, tetapi dalam waktu dekat akan kami perbaikan untuk kondisi yang status kerusakannya ringan. Untuk berat dan membutuhkan biaya besar akan dibahas dahulu ditingkat dinas dan Pemkab Sukabumi," katanya.
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017