Sekretaris organisasi Solidaritas Aceh Jaya Peduli (Sayap), Hendri, yang dihubungi di Aceh Jaya, Minggu, menyampaikan, kondisi debit air banjir terus membesar. Akibatnya, masyarakat dari sejumlah desa masih berusaha keluar dari pemukiman mencari tempat ketinggian.
"Sekitar pukul 16.10 WIB tadi, banjirnya tiba-tiba datang deras ke pemukiman penduduk dan juga merendam rumah-rumah warga. Bahkan badan jalan utama untuk jalur evakuasi juga sudah direndam banjir lebih satu meter," sebut Hendri.
Sejumlah pemukiman yang terendam banjir dengan ketinggian 1-1,5 meter membuat masyarakat dari pedalaman bergegas meninggalkan rumahnya untuk menyelamatkan diri serta keluarga.
Hendri bersama sejumlah anggota organisasi Sayap, mengetahui kejadian tersebut karena ada rekannya yang merupakan warga setempat, beberapa pemuda Aceh Jaya tersebut langsung turun membantu evakuasi masyarakat yang terkurung banjir.
"Yang dapat kami akses dan ambil dokumentasi tadi, tepatnya di lintas jalur evakuasi masyarakat Desa Gle Putoh, itu kedalaman air banjir sudah 1,5 meter. Airnya terus naik, hujan juga terus mengguyur, bisa jadi malam ini banjir semakin besar," imbuhnya.
Hendri menceritakan, ketika melintasi jalan evakuasi untuk membantu masyarakat, ia harus menggunakan pelampung seperti ban dalam mobil. Masyarakat baik yang tua, maupun muda hanya membawa beberapa lembar pakaian kering, sementara anak-anak digendong oleh orangtuanya.
Musibah tersebut sudah dilaporkan kepada instansi terkait dan dirinya menghubungi relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Aceh Jaya, untuk membantu bersama pihak terkait lainnya dengan membawa perahu karet untuk menyelamatkan anak-anak dan wanita.
Sebagian besar yang sudah bisa menyeberang adalah kaum laki-laki, usia muda dan tua, sementara wanita dan anak-anak, itu masih banyak disana. Mereka mau keluar sebab sudah hampir malam, sementara kondisi air banjir terus deras.
"Saya sudah menghubungi Tagana tadi. Mereka sedang turunkan perahu karet membantu evakuasi warga malam ini. Kalau tidak mengungsi malam ini sepertinya sangat bahaya, sebab air banjir terus naik dan membesar," katanya menambahkan.
Pewarta: Anwar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017