Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Ikasi Muslimin dihubungi dari Samarinda, baru-baru ini, mengatakan, sejumlah atlet pelatnas masih kesulitan bersaing dengan atlet luar negeri, khususnya dari Korea Selatan, yang ambil bagian pada kejurnas anggar di Jakarta.
"Atlet Korea Selatan mendominasi perolehan gelar, padahal mereka hanya menurunkan tim U-23. Hampir semua medali emas, perak dan perunggu disapu bersih," jelas Muslimin.
Pada uji coba di ajang kejurnas 2017, baru tim dari Korea Selatan yang ambil bagian, sementara pada Asian Games 2018 akan ada negara kuat lainnya di cabang anggar, seperti Tiongkok, Jepang dan negara pecahan Rusia atau Eropa timur.
"Banyak atlet andalan kita yang gugur duluan di babak awal ketika berhadapan dengan atlet Korea Selatan, kalau saya menilai tim kita masih satu tingkat di bawah atlet Korea Selatan," imbuh Muslimin.
Dengan fakta tersebut, PB Ikasi harus secepatnya melakukan perbaikan untuk timnas, sebab meskipun tidak dibebani target medali oleh Kemenpora, namun anggar tetap bertekad untuk bisa merentas prestasi pada Asian Games 2018.
"Waktu yang tersisa ini harus kita optimalkan dengan menempa para atlet yang tergabung di pelatnas untuk menjalani pemusatan latihan di luar negeri. Kenapa harus ke luar negeri, karena yang dibutuhkan para atlet adalah kematangan teknik, fisik dan juga jam terbang menghadapi lawan yang berkualitas," jelas Muslimin.
Menurut ia, sebenarnya ada sejumlah atlet nasional yang bisa bersaing dengan atlet Korea Selatan, dengan catatan mendapatkan jam terbang dan latihan yang cukup.
"Contohnya seperti atlet Kaltim Ima Safitri. Dia kalah dari atlet Korea Selatan dengan skor tipis 12-15 pada babak 16 besar. Kita tahu Ima Safitri hanya dipersiapan singkat kurang lebih satu bulan, saya yakin kalau dia dipersiapkan lebih baik lagi akan bisa mengalahkan atlet Korea Selatan itu," tegasnya.
Dalam waktu dekat, PB Ikasi akan segera melakukan audensi dengan Kemenpora untuk memberikan masukan terkait sejumlah program yang akan dijalankan menyongsong Asian Games 2018, salah satunya rencana pemusatan latihan jangka panjang di luar negeri.
Pewarta: Arumanto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017