Temuan studi yang disiarkan di jurnal Current Biology pada Senin (4/12) itu meningkatkan pengakuan komunitas ilmuwan bahwa spesies hewan pada tingkatan lebih rendah seperti burung, reptil dan ikan mampu membuat keputusan abstrak tingkat-tinggi.
"Sesungguhnya, kemampuan kognitif burung sekarang dipandang lebih dekat dengan kemampuan manusia dan primata non-manusia," kata Profesor Edward Wasserman dari University of Iowa, yang memimpin studi tersebut.
"Sistem syaraf burung itu memiliki kemampuan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan yang terkandung dalam istilah peyoratif 'otak burung' ," kata Profesor Wasserman, yang telah mempelajari kecerdasan burung merpati, gagak, baboon dan hewan lain selama lebih dari empat dasawarsa.
Penulis pertama studi Benjamin De Corte, mahasiswa University of Iowa, mengatakan hasil eksperimen menunjukkan burung-burung merpati memproses informasi mengenai ruang dan waktu dengan cara yang sama dengan yang dilakukan manusia dan primata lain.
Pada manusia, bagian otak yang mempersepsikan ruang dan waktu disebut korteks parietal, yang ada pada lapisan terluar otak. Otak merpati tidak memiliki korteks parietal, jadi para peneliti berpendapat burung-burung itu mungkin menggunakan area otak yang berbeda untuk membedakan ruang dan waktu.
"Korteks tidak unik dalam menilai ruang dan waktu," kata De Corte. "Burung merpati memiliki sistem otak lain yang memungkinkan mereka mempersepsipan semua dimensi ini," katanya sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua. (Uu.C003)
Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017