• Beranda
  • Berita
  • 760 murid SMP Pacitan ujian di masjid karena sekolah diterjang banjir

760 murid SMP Pacitan ujian di masjid karena sekolah diterjang banjir

5 Desember 2017 12:59 WIB
760 murid SMP Pacitan ujian di masjid karena sekolah diterjang banjir
Siswa mengerjakan soal ujian akhir semester (UAS) mata pelajaran Matematika di kelas darurat Masjid Jami' Arjosari, di Pacitan, Jawa Timur, Selasa (5/12/2017). Sebanyak 760 siswa SMPN Arjosari mengikuti UAS di dua masjid desa karena sekolah mereka rusak diterjang banjir beberapa waktu lalu. (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko).
Pacitan, Jawa Timur (ANTARA News) - Sebanyak 760 murid SMP Negeri 1 Arjosari di Kabupaten Pacitan pada Selasa mengerjakan soal-soal ujian akhir semester di dua masjid setempat karena sekolah mereka rusak berat akibat banjir bandang.

Mereka berlesehan mengerjakan soal ujian di ruangan tanpa penyekat di Masjid Jami' Bendo dan Masjid Jami' Semo di Arjosari. Sebanyak 512 murid kelas delapan dan sembilan ujian di Masjid Jami' Bendo dan murid kelas tujuh yang jumlahnya 248 orang mengerjakan ujian di Masjid Jami' Semo.

Kepala SMPN 1 Arjosari Tjatur Heri Subagyo mengatakan ujian terpaksa dilakukan di kelas darurat supaya tahapan pembelajaran tetap berjalan sesuai jadwal meski sekolah masih rusak akibat banjir.

"Alhamdulillah tingkat kehadiran pada hari pertama pelaksanaan UAS kemarin mencapai 98,5 persen. Ada 11 siswa yang berhalangan hadir karena akses jembatan di kampungnya yang putus atau ikut mengungsi orang tua. Hari ini malah kehadiran 100 persen," katanya tentang pelaksanaan ujian akhir semester yang dijadwalkan berlangsung hingga Senin (13/12).

Tjatur Heri mengatakan sekolah-sekolah yang terdampak bencana sudah diimbau untuk tetap menggelar ujian semester dengan meminjam ruangan masjid, balai desa atau rumah warga.

"Jika jadwal ujian diundur nanti malah kegiatan belajar-mengajar siswa terganggu," katanya.

Soal pengawasan ujian, Tjatur mengatakan bahwa para guru melakukan pengawasan dengan duduk di beberapa titik tempat ujian namun memberikan kelonggaran kepada siswa untuk mendiskusikan jawaban dengan teman mereka.

"Kami harus maklum. Bagaimana pun bencana ini mengganggu kesiapan siswa dalam menghadapi ujian. Banyak buku pelajaran mereka yang hanyut terbawa banjir atau tertimbun longsor sehingga tidak bisa belajar," katanya.

Ia menambahkan bahwa 80 persen siswa kehilangan buku pelajaran akibat banjir.

"Kalau kemarin masih sempat belajar karena buku-buku masih selamat, saya taruh di tempat yang tinggi, atas almari, saat banjir masuk ke rumah," kata Irfan, siwa kelas 8 SMPN Arjosari.

Pewarta: Destyan Hendri Sujarwoko
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017