• Beranda
  • Berita
  • Polisi gencarkan sosialisasi cegah paham radikal

Polisi gencarkan sosialisasi cegah paham radikal

7 Desember 2017 21:28 WIB
Polisi gencarkan sosialisasi cegah paham radikal
Dokumentasi Adukan Ajaran Radikal. Forum Guru dan Orang Tua Siswa (Fortusis) Jawa Barat mengadukan temuan buku pelajaran agama berisi ajaran radikalisme terbitan Kemendikbud ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar, Bandung, Selasa (31/3/15). Fortusis menyayangkan adanya muatan paham radikalisme pada buku paket Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk siswa kelas XI tingkat SMA dan sederajat. Selain itu Fortusis meminta Gubernur Jabar Ahmad Heryawan untuk segera menginstruksikan menarik buku tersebut. (ANTARA FOTO/Agus Bebeng)

Dengan adanya kedekatan antara warga dengan polisi akan memudahkan berbagai informasi jika ada kelompok-kelompok radikal atau orang orang yang dicurigai membujuk warga untuk masuk kelompok radikal."

Muntok (ANTARA News) - Polisi Resor Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menggencarkan sosialisasi ke seluruh lapisan masyarakat untuk mencegah dan menangkal berkembangnya paham radikal yang berpotensi merongrong keutuhan NKRI.

"Sosialisasi kami laksanakan bersamaan dengan digelarnya Operasi Bina Waspada Menumbing 2017 dengan sasaran seluruh organisasi dan kelompok masyarakat," kata Kapolres Bangka Barat melalui KBO Satuan Pembinaan Masyarakat Ipda Gamaludin di Muntok, Kamis.

Ia mengatakan, sosialisasi sekaligus Operasi Bina Waspada dilaksanakan mulai 4 hingga 18 Desember 2017 dengan menyasar kelompok masyarakat, seperti komunitas pengojek, kelompok keagamaan, pelajar sekolah dan lainnya.

Melalui kegiatan itu diharapkan akan terjalin kerja sama yang baik dan komunikatif antara masyarakat dengan polisi sehingga berbagai informasi bisa cepat diterima personel kepolisian.

"Dengan adanya kedekatan antara warga dengan polisi akan memudahkan berbagai informasi jika ada kelompok-kelompok radikal atau orang orang yang dicurigai membujuk warga untuk masuk kelompok radikal," ujar Nanang.

Ia mengatakan, pada Rabu (6/12) tim menyambangi sejumlah lokasi untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat, yaitu ke pangkalan ojek binaan Satlantas, Masjid Al Iklas Kampung Senanghati, Muntok dan SMA Negeri 1 Muntok.

Menurut dia, para tukang ojek merupakan mitra Polri yang selalu membantu tugas polisi sehingga perlu mendapatkan pemahaman agar selalu berperan aktif menjaga keamanan dan ketertiban.

"Dalam penyuluhan di SMA Negeri 1 Muntok, kami juga berupaya menamkan karakter generasi muda untuk mencegah dan menangkal pengaruh media sosial," kata dia.

Dia mengatakan, media sosial memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan perilaku anak muda sehingga perlu diberi pemahaman agar mampu menyaring berbagai informasi yang masuk.

"Selain menangkal pengaruh negatif media sosial kami juga menanamkan cinta NKRI," katanya.

Sementara itu, sosialisasi yang dilaksanakan di Masjid Al Iklas Kampung Senanghati, Tim Operasi Bina Waspada yang dipimpin IPTU Gamaludin disambut pengurus masjid dan puluhan jemaah.

Dalam sosialisasi dan tanya jawab tersebut, polisi menekankan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI.

"Kami berharap melalui kegiatan ini mampu menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap berbagai perkembangan situasi di lingkungannya dan cepat melaporkan jika menemukan adanya aktivitas yang diduga menyimpang," kata dia.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017