• Beranda
  • Berita
  • Mensos: peran relawan vital dalam penanggulangan bencana

Mensos: peran relawan vital dalam penanggulangan bencana

8 Desember 2017 15:31 WIB
Mensos: peran relawan vital dalam penanggulangan bencana
Menteri Sosial Kofifah Indar Parawansa (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)
Pacitan (ANTARA News) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa peran relawan vital dalam setiap aksi penanggulangan bencana alam dan bencana sosial di Indonesia, baik tahap kesiapsiagaan maupun layanan saat dan pascabencana.

"Apresiasi dan hormat saya kepada para relawan yang telah mendedikasikan waktu dan tenaga serta jejaringnya dalam semua proses penanggulangan bencana," kata Mensos Khofifah saat menyampaikan arahannya pada Peringatan Hari Relawan se-Dunia di Pendopo Kabupaten Pacitan, sekaligus peluncuran dimulainya Lintas Batas Kesetiakawanan Sosial (LBKS) di Pacitan, Jawa Timur, Jumat.

Ia mengingatkan kepada semua elemen LKBS maupun relawan terus menjaga solidaritas dan kesetiakawanan sosial. Mereka juga diminta aktif menebarkan semangat kesetiakawaanan dan solidaritas itu di lingkungan sekitar dan mengajak partisipasi masyarakat menjadi relawan-relawan di berbagai bidang.

Di hadapan sekitar 1.000 relawan, Khofifah mengungkapkan solidaritas dan kesetiakawanan penting untuk membangun kesadaran publik mengenai pentingnya relawan mengatasi masalah-masalah sosial, termasuk yang ada dalam rangka pengembangan praktek kemanusiaan berbasis kerelawanan.

"Sejarah mencatat NKRI dijaga dan dikawal oleh para relawan. Indonesia berhasil meraih kemerdekaan atas peran relawan dimana rakyat bahu-membahu bersama seluruh komponen bangsa melawan penjajah. Semua bersatu padu dengan semangat kesetiakawanan sosial yang tinggi untuk satu tujuan yakni kemerdekaan Indonesia. Setelah itu kerelawanan sangat penting untuk menjaga kemerdekaan yang telah kita raih," ujar Khofifah.

Ia mengatakan, peringatan Hari Relawan Internasional yang kedua tahun ini dilaksanakan di Kabupaten Pacitan untuk mengapresiasi ribuan relawan yang tengah membantu warga Pacitan korban banjir dan longsor pada 28 Nopember.

Mereka berasal dari berbagai daerah, institusi dan profesi. Mereka membersihkan sisa-sisa lumpur dan kotoran paska banjir 29 November lalu, layanan kesehatan, air bersih, perlengkapan sekolah, dan lain-lain.

Relawan dari unsur Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kemensos bersama relawan dari berbagai unsur dan warga bahu-membahu membersihkan lumpur, kayu-kayu dan bebatuan yang masih menumpuk di rumah-rumah warga dan daerah terparah akibat banjir.

Juga di pesantren, di antaranya Pondok Pesantren Termas, pesantren Al- Anwar, Desa Mlati, Ploso Kidul, Ploso Lor dan titik terdampak lainnya.

"Kegiatan ini merupakan dukungan relawan dari seluruh Indonesia untuk membantu meringankan beban paska bencana di Pacitan. Semoga yang kita lakukan dapat menjadi pengobat bagi masyarakat Pacitan agar segera pulih dan bangkit kembali," ujar Khofifah.

Untuk itu, lanjut dia, secara khusus Mensos mengucapkan terima kasih kepada relawan yang sudah membaktikan dirinya membantu masyarakat terdampak.

"Kami selalu menjaga jangan sampai terjadi demotivasi akibat musibah yang menimpa mereka," katanya.

Secara khusus, Mensos juga mengucapkan terima kasih kepada relawan dari PBB yang aktif membantu penanganan kedaruratan bencana di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Pacitan.

"Terima kasih pula kepada perwakilan United Nation Volunteers yang hadir di tengah-tengah para relawan Indonesia dan memberi semangat serta sapaannya," kata Mensos.

Program Officer UN Volunteers Miyeon Park mengungkapkan rasa bahagianya bisa bertemu dengan relawan Indonesia dan bertukar pikiran tentang penanganan kebencanaan.

Ia mengatakan UN Volunteers memberi perhatian khusus dalam bencana alam banjir dan tanah longsor di Pacitan, memahamkan kesulitan yang dialami warga dan upaya pemulihan di kabupaten tersebut.

"Bencana alam bisa terjadi kapan saja. Hari ini kita menjadi relawan, tapi mungkin di lain waktu kita menjadi korban. Maka itu perlu kita menjalin kerja sama yang baik, meningkatkan solidaritas kemanusiaan dan bekerja keras bersama dalam rangka menyelesaikan permasalahan bencana alam," ujar Miyeon.

Oleh karena itu, lanjutnya, UN Volunteers terus memberi dukungan kepada relawan di Asia, Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Sementara itu Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) mengatakan dalam peringatan Hari Relawan Internasional, Kementerian Sosial menyerahkan santunan kepada 13 orang ahli waris korban meninggal banjir Pacitan masing-masing Rp15 juta.

Bantuan simbolis satu unit mobil truk penanggulangan bencana alam untuk Dinsos Pacitan, Mobil Dapur Umum Lapangan, bantuan Relokasi Rumah korban longsor tujuh unit rumah, penyerahan paket perlengkapan makan dan alat dapur, serta penyerahan bantuan sarana air bersih untuk Desa Ngadirejan Kecamatan Pringkuku dan Desa Kalipelus Kecamatan Tulakan.

"Bantuan ini dari Kementerian Sosial didukung sejumlah stakeholder. Tentunya ini merupakan wujud solidaritas dan kesetiakawanan sosial kepada sesama," katanya.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017