• Beranda
  • Berita
  • Pariaman bangun jalur penelusuran wisata mangrove

Pariaman bangun jalur penelusuran wisata mangrove

11 Desember 2017 23:39 WIB
Pariaman bangun jalur penelusuran wisata mangrove
Ilustrasi--Dua wisatawan melintas di kawasan eko wisata hutan bakau (mangrove) Maron Edupark di Tugu, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (15/11/2017). Selain sebagai pencegah erosi dan habitat bagi beberapa jenis satwa pesisir, kawasan mangrove seluas 32 hektare tersebut juga dimanfaatkan sebagai destinasi wisata edukasi mengenai tanaman bakau dan lingkungan pesisir. (Aditya Pradana Putra)
Pariaman (ANTARA News) - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat, bekerja sama dengan komunitas pencinta alam Tabuik Diving Club membangun jalur penelusuran mangrove menggunakan dana program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dari Depot Pengisian Pesawat Udara Minangkabau.

"Bantuan dana CSR DPPU Minangkabau tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan yang bekerja sama dengan beberapa pihak terkait," kata Ketua TDC Pariaman, Aksa Prawira, di Pariaman, Senin.

Komunitas pecinta alam TDC Kota Pariaman juga melakukan penanaman 10 ribu bibit mangrove atau bakau jenis Rhizophora bantuan dana CSR DPPP Minangkabau.

Total penanaman sebanyak 10 ribu bibit mangrove yang dilakukan beberapa tahapan dengan masa pengerjaan selama 40 hari.

Bantuan CSR sebesar Rp350 juta tersebut digunakan untuk pembuatan tracking mangrove mendukung kunjungan wisatawan.

Awalnya pihak TDC mengajukan proposal permohonan bantuan kepada Pertamina untuk pengembangan hutan bakau yang berada di Desa Apar Kecamatan Pariaman Utara.

"Proposal yang diajukan tersebut untuk pengembangan hutan bakau pada 2018, namun pihak Pertamina DPPU Minangkabau mengabulkan pada 2017," ujar dia.

Ia mengatakan konsep jalur hutan bakau yang dibuat tersebut sepanjang 50 meter dengan lebar 1,5 meter di area seluas kurang lebih satu Hektare.

Pembangunan jalur hutan bakau tersebut ditujukan sebagai penyelamatan lingkungan sekaligus destinasi wisata alam terbaru.

Pengerjaan yang dimulai sejak awal Desember 2017 tersebut sudah mencapai 30 persen dan telah didatangkan bibit bakau sebanyak 6.000 batang dari Bengkalis Provinsi Riau.

Sejak 2011, komunitas TDC telah melakukan penanaman kurang lebih sebanyak 100 ribu bibit mangrove di beberapa titik dan diperkirakan hidup sebanyak 95 persen.

Sementara itu salah seorang pegiat lingkungan hidup di daerah itu Citrha Aditur Bahri, mengatakan kurang lebih terdapat lima hektare kawasan pohon bakau di Desa Apar Kecamatan Pariaman Utara.

Menurutnya sebagai kawasan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah sebagai ekosistem esensial tanaman bakau harus dijaga kelestariannya untuk keseimbangan lingkungan hidup.

Ia menjelaskan keberadaan pohon bakau jenis Rhizophora di Desa Apar memiliki fungsi sebagai penyangga habitat utama berbagai jenis hewan seperti ikan, kepiting bakau, biawak dan lain sebagainya.

Kawasan hutan bakau tersebut merupakan hasil penanaman oleh pemerintah daerah, kelompok pecinta alam TDC, swasta dan masyarakat sejak beberapa tahun terakhir.

Wali Kota Pariaman, Mukhlis Rahman mengatakan akan mengembangkan kawasan hutan bakau yang berada di daerah itu sebagai destinasi wisata.

Ia mengatakan beberapa konsep yang direncanakan yaitu mengembangkan dan menjadikan kawasan tanaman bakau di Desa Mangguang Kecamatan Pariaman Utara sebagai wisata edukasi.

"Konsepnya berbentuk semacam jalur trek bagi pejalan kaki, sehingga wisatawan dapat menikmati keindahan tanaman bakau sekaligus belajar tentang alam," ujar dia.

Dia mengatakan kurang lebih terdapat 10 hektare tanaman bakau yang tersebar di beberapa titik di daerah itu, namun apabila tidak dikelola dan dirawat dengan baik maka keberadaannya akan terancam.

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017