Pernikahan dini yang berlangsung pada perempuan usia 15-20 tahun berpotensi meningkatkan AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi). Usia ideal menikah yang sesuai dengan pertumbuhan fisik perempuan adalah mulai umur 21 tahun.
“Desa ini memiliki riwayat tingginya pernikahan dini dalam 5 tahun belakangan,” ujar Dedi Hermawan, Ketua Kampung KB Campakawarna, sebagaimana dikutip dalam siaran pers, Rabu.
“Semenjak adanya kampung KB, kami memiliki berbagai program yang bisa membantu pencegahan untuk anak yang ingin menikah pada usia dini. Program tersebut seperti penyuluhan dari berbagai dinas seperti Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan yang memberikan penyuluhan mengenai dampak dari pernikahan usia dini.”
Menurut Dedi, sejak terlaksananya Program Kampung KB, masyarakat mulai sadar akan program KKBPK (Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga). Hal tersebut bisa dilihat dari partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan, seperti kegiatan keagamaan, gotong royong, serta kesadaran masyarakat menggunakan alat kontrasepsi selain pil dan suntik.
“Selain itu setelah ada Kampung KB, juga ada beberapa program lainnya seperti bina keluarga lanjut usia, balita, dan remaja yang mulai aktif dengan berbagai pelayanan dan program seperti Genre (Generasi Berencana), PIKR (Pusat Informasi dan Konseling), pendidikan anak pada usia dini (PAUD) dan juga wajib belajar 12 tahun,” ungkap Dedi.
Tingginya antusiasme masyarakat untuk terlibat dalam program tersebut berdampak langsung pada pengurangan angka pernikahan dini di Desa Cempakawarna. Program itu juga meningkatkan angka partisipasi sekolah anak-anak pada usia wajib belajar 12 tahun.
Meningkatnya motivasi anak untuk belajar juga berdampak pada berkurangnya angka pernikahan dini karena anak remaja cenderung memilih sekolah daripada harus menikah di usia dini.
“Sudah tidak ada pernikahan di usia dini pada 2 tahun terakhir sejak dilaksanakan Program Kampung KB di Desa Campakawarna,” kata Dedi.
Dengan pendekatan “Membangun dari Pinggiran”, Program Kampung KB yang pertama kali dicanangkan Presiden Jokowi pada 2016 yang lalu tersebut memilih Desa Campakawarna, Kecamatan Campaka Mulya, Kabupaten Cianjur, sebagai salah satu daerah sasarannya.
“Program Kampung KB menyasar daerah yang memiliki tingkat kerentanan tinggi dan jumlah akseptor KB yang rendah,” ujar Nofrijal, Sekretaris Utama BKKBN. “Karenanya Desa Campakawarna dipilih menjadi salah satu daerah sasaran tersebut."
Pewarta: antara
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017