• Beranda
  • Berita
  • Tol layang Jakarta-Cikampek gunakan sistem Sosrobahu

Tol layang Jakarta-Cikampek gunakan sistem Sosrobahu

13 Desember 2017 17:36 WIB
Tol layang Jakarta-Cikampek gunakan sistem Sosrobahu
Foto File: Pembangunan Tol Layang Jakarta-Cikampek II, Pekerja menyelesaikan pembangunan Jalan Tol layang Jakarta-Cikampek II, di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Bekasi Timur, Jawa Barat, Selasa (8/8). (ANTARA /Risky Andrianto)
Jakarta (ANTARA News) - Pembangunan proyek tol layang Jakarta-Cikampek II menggunakan sistem Sosrobahu, teknik konstruksi asli ciptaan anak negeri, yang digunakan dalam memutar pierhead  (leher tiang penahan), agar tidak mengganggu arus lalu lintas di bawahnya.

"Metode Sosrobahu berguna untuk mengatasi proses pembangunan jalan tol di atas jalanan yang sudah ramai, serta keterbatasan dan mahalnya biaya pembebasan lahan," kata Direktur Operasi II PT Waskita Karya, N. Wirya Adnyana dalam acara pemutaran perdana pierhead di Tambun, Jawa Barat, Rabu.

Ia memaparkan, teknologi Sosrobahu merupakan teknik konstruksi yang digunakan terutama untuk memutar bahu lengan beton jalan layang yang ditemukan oleh Tjokorda Raka Sukawati.

Dengan teknik tersebut, lanjutnya, lengan jalan layang diletakkan sejajar dengan jalan di bawahnya, dan kemudian diputar 90 derajat sehingga pembangunannya tidak mengganggu arus lalu lintas.

Teknologi penggunaan sistem Sosrobahu seperti itu pernah digunakan seperti dalam pembangunan jalan laying bypass atau Jalan Tol Wiyoto Wiyono pada tahun 1988-1990, serta teknik serupa juga kemudian diaplikasikan dan digunakan di beberapa negara lainnya.

Dalam proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated atau tol layang Jakarta-Cikampek II itu bakal digunakan lebih dari 200 pierhead yang ditanam di tengah-tengah jalan tol tersebut, dan hampir seluruhnya dikerjakan dengan menggunakan metode Sosrobahu tersebut.

Proyek tersebut merupakan bentuk kerja sama operasi (KSO) antara PT Waskita Karya (Persero) Tbk bersama PT Acset Indonusa Tbk yang menandatangani kontrak dengan PT Jasamarga Jalan layang Cikampek (JJC), selaku anak perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk yang menjadi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).

Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated diperoleh Waskita Karya bersama Acset Indonusa pada 2017 dengan nilai kontrak sebesar Rp13,53 triliun serta ditargetkan selesai dan sudah beroperasi pada tahun 2019 mendatang.

Sedangkan Waskita Karya memiliki porsi pengerjaan sebesar 51 persen dan mengerjakan pelaksanaan ruas dari Cikunir hingga Cikarang dengan panjang sekitar 19,7 kilometer. Hingga saat ini, diperkirakan progress pekerjaan telah mencapai 15,6 persen yang pencapaian tersebut terdiri atas pekerjaan perencanaan atau desain rancangan, pekerjaan konstruksi tiang layang, serta pekerjaan pelebaran jalan.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BJPT) Herry Trisaputra Zuna mengatakan, target jalan tol yang akan direalisasikan di Tanah Air hingga akhir 2019 tetap sepanjang 1.852 kilometer.

"Sepanjang 1.852 kilometer tetap sebagai target yang ingin dicapai pada akhir 2019," kata Herry di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jakarta, Jumat (24/11).

Menurut Herry, panjang jalan tol yang telah dibangun pemerintahan Kabinet Kerja sampai akhir November 2017 adalah sebanyak 332 kilometer, atau bertambah sekitar 156 kilometer dibandingkan 2016. Secara keseluruhan, ruas jalan tol yang sudah beroperasi di berbagai daerah mencapai 1.089 kilometer.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017