Contoh keberhasilan Kampung KB tersebut terlihat di Dusun Batu Nisung, Desa Karang Dima, Kecamatan Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, yang kini dihuni 37 kepala keluarga prasejahtera atau turun 65 persen dari awalnya 95 KK.
"Program kampung KB diimplementasikan terutama di daerah tertinggal dan masih banyak keluarga prasejahtera," kata Nofrijal dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan pencapaian program Kampung KB di provinsi NTB sudah mencapai 84 persen. Sedangkan pencapaian dan kesadaran masyarakat mengenai program Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) terus miningkat mencapai 83 persen dari 110 Pasangan Usia Subur (PUS).
Kepala Desa Karang Dima, Rustamaji, mengatakan program Kampung KB memiliki banyak kegiatan seperti pembuatan toilet untuk 22 KK, pengadaan petugas untuk membersihkan sampah, layanan posyandu untuk balita dan lansia, sosialisasi tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) serta operasional pelayanan MKJP.
Dia mengatakan dalam Program KB juga terdapat program terkait pendidikan, keluarga berencana dan kesehatan, pelatihan menjahit, pelatihan boga, pelatihan pertukangan, pengadaan bibit jagung, pengadaan bibit ikan dan bibit apotik sehat.
"Sudah banyak perubahan dan kemajuan yang saya rasakan setelah Kampung KB. Selain infrastruktur, kesadaran masyarakat mengenai kualitas kesehatan, pendidikan, mitra usaha dan keluarganya juga meningkat dari angka 50 persen menjadi 70 persen," kata dia.
Program Kampung KB yang dicanangkan pertama kali oleh Presiden Jokowi pada 14 Januari 2016 di Cirebon tersebut merupakan salah satu program unggulan BKKBN untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Upaya BKKBN itu merupakan salah satu cara mendukung pencapaian program Nawacita agenda prioritas ke-5, yaitu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017