• Beranda
  • Berita
  • Ibu ini selamat dari maut setelah colok mata buaya

Ibu ini selamat dari maut setelah colok mata buaya

18 Desember 2017 12:37 WIB
Ibu ini selamat dari maut setelah colok mata buaya
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Sampit, Kalimantan Tengah (ANTARA News) - Seorang ibu digigit buaya saat mencuci di Sungai Mentaya di Kabupaten Kotawaringin Timur. Beruntung dia selamat setelah menyolok mata buaya dengan jarinya sehingga buaya melepaskan gigitan.

"Korban menderita luka bekas gigitan buaya di kaki kanan dan sudah diberi pertolongan. Kami mengimbau masyarakat lebih waspada saat beraktivitas di sungai," kata Kapolsek Jaya Karya Ipda Hamdan Samudro di Sampit, Senin.

Rusmini (31), warga Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, disambar buaya saat mencuci pakaian di sungai Minggu malam kemarin sekitar pukul 19.00 WIB.

Saat sedang menyelesaikan mencuci, tanpa diduga, kaki kanan korban yang menjuntai ke dalam air, disambar buaya. Untungnya saat itu sebagian tubuh korban masih di atas lanting terapung sehingga nerusaha bertahan dari seretan buaya.

Dalam keadaan panik, korban refleks menusuk mata buaya dengan jari tangannya. Tindakan itu ternyata berhasil dan buaya yang kesakitan akhirnya melepaskan gigitana. Rusmini lalu meminta pertolongan warga sekitar.

Kejadian itu membuat gempar warga setempat dan makin waswas beraktivitas di sungai.

 Komandan Pos Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah di Sampit, Muriansyah, mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan karena intensitas konflik buaya dengan manusia makin meningkat.

"Kebetulan saat ini saya sedang berada di Kupang, Nusa Tenggara Timur dalam rangka belajar masalah penanganan konflik buaya dengan manusia. Mudah-mudahan nanti bisa kita terapkan di Kotawaringin Timur," kata Muriansyah.

Serangan buaya terhadap warga sudah banyak memakan korban. Insiden buaya menerkam manusia di kawasan itu pernah terjadi di Kecamatan Pulau Hanaut, Teluk Sampit, Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara dan Seranau.

Sebagian besar korban meninggal dunia, bahkan beberapa korban tidak pernah ditemukan lagi.

Pewarta: Norjani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017