• Beranda
  • Berita
  • Presiden berharap perguruan tinggi berperan cetak "sosiopreneur"

Presiden berharap perguruan tinggi berperan cetak "sosiopreneur"

19 Desember 2017 15:25 WIB
Presiden berharap perguruan tinggi berperan cetak "sosiopreneur"
Presiden Joko Widodo memberikan kuliah umum dalam acara puncak Dies Natalis ke-68 Universitas Gadjah Mada (UGM) di Graha Sabha Pramana UGM, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (19/12/2017). Dalam kuliah umum itu Presiden Joko Widodo meminta perguruan tinggi ikut menjawab tantangan zaman milenial salah satunya dengan membangun co-working space atau ruang kerja bersama sebagai tempat berinteraksi dan berjejaring antara mahasiswa, dosen dan fasilitator lainya. (ANTARA /Andreas Fitri Atmoko)
Yogyakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo berharap perguruan tinggi atau universitas mampu meningkatkan perannya sebagai bagian penting dari ekosistem untuk mengembangkan kewirausahaan dan mencetak entrepreneur.

"Sungguh saya berharap agar pendidikan tinggi mampu meningkatkan perannya sebagai bagian penting dari ekosistem untuk mengembangkan kewirausahaan, mencetak sosiopreneur," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan kuliah umum dalam rangka dies natalis ke-68 UGM di Yogyakarta, Selasa.

Secara khusus ia juga berharap UGM menjadi motor penggerak bagi perguruan tinggi agar berperan aktif dalam ekosistem kewirausahaan.

Presiden juga berpesan agar perguruan tinggi tidak terjebak pada rutinitas melainkan mengembangkan cara-cara baru.

"Keinginan mahasiswa untuk berinovasi harus ditumbuhkan, kreasi baru harus difasilitasi, dan dikembangkan," ucapnya.

Menurut Presiden, para sosiopreneur yang mampu memecahkan masalah di kalangan masyarakat melalui cara-cara kewirausahaan juga harus diberikan dukungan.

Ia menyambut baik munculnya kalangan sosiopreneur di lingkungan generasi muda Indonesia dari mulai mereka yang bisa menciptakan plastik daur ulang yang terbuat dari bahan natural, membuat aplikasi untuk memberi makan ikan secara efisien, membuat aplikasi perdagangan online, membuat film sejarah dan budaya Indonesia kemudian menjualnya melalui youtube dan netfliks, membuat game, film, dan kartun tentang kepahlawanan Indonesia yang diwirausahakan melalui dunia digital, dan lain-lain.

"Semua itu membutuhkan fasilitas pendukung di kampus, penting untuk ada co-working space di perguruan tinggi yang di dalamnya para mahasiswa, dosen bisa kerja sama menciptakan inovasi-inovasi, hal-hal baru, interaksi lintas ilmu, dan lintas fakuktas, sangat penting. Bahkan interaksi dengan profesi lain juga sangat penting dengan para entrepreneur," tuturnya.

Ia menegaskan perguruan tinggi perlu meningkatkan fasilitas berupa creative hub yang memfasilitasi calon entrepreneur untuk membuat jejaring dengan para inovator lainnya.

"Mencarikan sumber pembiayaan dan membantu untuk mengembangkan jaringan pemasaran," ujarnya.

Hal ini, kata Presiden, bukan berarti semua harus dibiayai oleh perguruan tinggi melainkan dapat dikerjasamakan dengan perbankan dan perusahaan pendukung lainnya.

Oleh karena itu, ia mendorong agar cara kerja perguruan tinggi harus inovatif.

"Pendidikan harus dilakukan dengan cara-cara baru dengan inovasi dan kreativitas," katanya.

Meskipun ia memahami beratnya mengubah agenda pendidikan namun kurikulum pendidikan tinggi sudah saatnya dibenahi untuk disesuaikan dengan teknologi baru dan budaya para "milenials".

Pewarta: Joko Susilo dan Hanni Sofia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017