Abbas mengatakan Amerika Serikat (AS) tidak bisa lagi menjadi mediator dalam perundingan damai menyusul keputusan kontroversial Presiden Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 6 Desember.
Saleh Raafat, anggota delegasi Palestina yang mengunjungi Rusia, mengatakan Abbas menugasi delegasi mendesak pemimpin China dan Rusia untuk mendukung perundingan damai.
"Kami sekarang berada di Rusia, dan sebagian dari kami akan pergi ke Beijing untuk menyampaikan pesan yang sama mengenai pentingnya mencari sponsor internasional bagi proses perdamaian di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa," kata Raafat kepada AFP melalui telepon dari Moskow.
Pada Senin, Abbas menegaskan kembali oposisinya terhadap peran AS sebagai perantara perundingan Palestina dan Israel, menyatakan "siapa pun yang mengizinkan Amerika Serikat kembali sebagai mitra atau mediator dalam proses perdamaian sudah gila."
Perundingan damai antara Israel dan Palestina membeku sejak kolaps pada 2014.
Trump mengatakan dia ingin memulai kembali mendorong pencapaian "kesepakatan terakhir", namun keputusannya mengenai pengakuan Yerusalem membuat marah para pemimpin Palestina.(mu)
Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017