"Kita yakin jika semua berjalan termasuk stakeholder juga ditunjang anggaran dipastikan Indonesia menghentikan impor gula," kata Alimin, petugas Pengendalian Organisme Tumbuhan Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) saat kunjungan kerja ke Kabupaten Lebak, Rabu.
Selama ini, produksi komoditas perkebunan menjadikan andalan masyarakat Indonesia karena memiliki sejarah panjang dari zaman Portugis hingga Belanda.
Bahkan, Indonesia cukup terkenal produksi perkebunan komoditas rempah-rempah hingga negara asing melakukan penjajahan.
Karena itu, pihaknya optimistis komoditas gula surplus dan memenuhi permintaan pasar dalam negeri karena produksi perkebunan tebu cukup melimpah.
Sentra perkebunan tebu tersebar di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur juga luar Pulau Jawa.
Pemerintah juga terus mengembangkan komoditas perkebunan tebu guna meningkatkan produksi juga peningkatan ekonomi masyarakat.
"Semua produksi perkebunan tebu itu nantinya bisa memenuhi kebutuhan gula untuk dalam negeri sehingga tidak impor lagi," katanya.
Menurut dia, berdasarkan data produksi gula dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan gula konsumsi nasional yang mencapai 3,5 juta ton.
Produksinya baik dari BUMN maupun swasta rata-rata 2,2 juta ton sehingga diperlukan impor.
Karena itu, pihaknya yakin dua sampai tiga tahun ke depan Indonesia tidak mengimpor gula pasir dari luar negeri jika produksi perkebunan tebu meningkat.
"Saya kira produksi gula berpeluang Indonesia mengekspor karena perkebunan tebu cukup luas melalui pengembangan dan peremajaan tanaman itu," katanya.
Pewarta: Mansyur
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017