"Saya tadi sudah perintah pada Menteri ESDM, nanti juga dibantu PLN, tahun depan di tanah Papua semua desa harus terang benderang," kata Presiden saat meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga mesin Gas (PLTMG) 20 MW dan PLTMG 50 MW Jayapura di Kelurahan Kaliboho, Kabupaten Nabire, Rabu.
Jokowi mengungkapkan bahwa desa yang belum teraliri listrik hingga saat ini mencapai 3.000, dengan 20.000 diantaranya berada di Papua.
Presiden mengakui bahwa membangun infrastruktur listrik di Papua itu tidak mudah, karena medannya berat.
"Memang tidak mudah mengerjakan namanya listrik di tanah Papua. medannya sangat berat sekali, tadi Kita lihat, bergunung-gunung, kemudian mau membawa tiang listrik saja nyebur ke sungai yang dalam tadi. Artinya medannya memang sangat berat, bukan karena apa-apa, medannya sangat berat," jelas Jokowi.
Presiden juga mengaku telah dilapori jika membagun infrastruktur di Papua itu mahal, namun harus dikerjakan untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
"Saya dilapori Menteri ESDM, membangun satu desa itu Rp2 miliar. Kalau di tempat lain Rp1 miliar. Memang lebih mahal. Ini bukan mahal dan murah. Ini keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," tegas Jokowi.
Presiden juga mengatakan untuk rakyat Papua semua harus dilakukan, separti BBM satu harga, penurunan harga semen , juga masalah jalan-jalan, layanan kesehatan, pendidikan juga harus dilakukan.
Usai acara peresmian, Presiden kembali menegaskan bahwa Menteri ESDM telah menyanggupi tercapainya target seluruh desa di Papua teraliri listrik.
Tanah Papua sebanyak kurang lebih 2,000 desa akan teraliri listrik, baik listrik PLN maupun listrik `solar cell` (tenaga matahari)," ungkap Jokowi.
Presiden mengatakan bahwa kolaborasi listrik, baik listrik PLN maupun listrik `solar cell` (tenaga matahari) ini untuk mengatasi permasalahan listrik di tanah Papua.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017