BNPB: 214 sesar aktif baru perlu diwaspadai

22 Desember 2017 04:57 WIB
BNPB: 214 sesar aktif baru perlu diwaspadai
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta pemerintah dan masyarakat mewaspadai sumber gempa baru dengan telah ditemukannya 214 sesar aktif di 2017.

"Gempa memang tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi, belum ada teknologi atau orang yang mampu memprediksinya. Pemerintah dan masyarakat harus memperhatikan peta rawan gempa," kata Kepala Pusat dan Informasi Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Kamis.

Dengan ditemukannya sesar aktif baru maka ada 295 sumber gempa yang perlu di waspadai. Terdapat 37 sesar aktif di Jawa, 48 ada di Sulawesi, 79 ada di Papua dan 49 ada di Nusa Tenggara dan Laut Banda.

"Ada tambahan sesar aktif baru dan kota-kota banyak berkembang di lokasi-lokasi tersebut. Pemerintah harus benar-benar memperhatikan dan mematuhi peta rawan gempa," tegas Sutopo.

BNPB memprediksi rata-rata 500 gempa terjadi setiap bulannya di wilayah Indonesia di 2018. Dan wilayah timur Indonesia yang memiliki seismisitas dan geologinya lebih rumit dan kerentanannya lebih tinggi.

Sama dengan gempa, ia mengatakan tsunami juga tidak bisa diprediksi. Pemicu tsunami yakni gempa berkekuatan 7 skala richter (SR) ke atas, pusat gempa 20 kilometer (km) dari permukaan, dan berada di jalur subduksi maka harus selalu diwaspadai masyarakat.

Sangat penting untuk kembali melihat catatan bencana gempa dangkal dan tsunami yang terjadi di Indonesia sebelumnya. Ia menyebut beberapa lokasi yang sudah lama tidak digoyang gempa, padahal daerah tersebut memiliki catatan pernah terjadi gempa dan tsunami besar.

Ambon tercatat pernah mengalami gempa dangkal dan tsunami setinggi 80 hingga 100 meter di 1674, dengan korban jiwa mencapai 2243 jiwa. Sedangkan Ende, Flores Timur, juga pernah mengalami gempa dangkal 7,8 SR yang memicu tsunami setinggi 36 meter di mana 2600 orang dinyatakan tewas dan hilang di 1992.

Persoalannya, Sutopo mengatakan,"Peralatan mitigasi dan kemampuan sumber daya manusianya masih rendah untuk antisipasi tsunami. ?Coba, gempa 6,9 SR kemarin saja yang ada di Jakarta saja lari kocar-kacir juga kan".

Ia mengingatkan bahwa periode kesiapsiagaan bencana gempa, tsunami dan erupsi gunung berapi harus dilakukan masyarakat sepanjang tahun. 

Pewarta: Virna Puspa S
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017