Abdulsalam Binang Amerhasan (53) pergi sungai di tengah hujan deras pada Kamis untuk mengikat perahunya karena air laut pasang menjelang kedatangan Badai Tropis Tembin menurut laporan polisi, Sabtu (23/12).
Saat Amerhasan tidak kembali ke rumah setelah satu jam, istrinya yang khawatir meminta bantuan kepada tetangga yang kemudian melakukan pencarian, khawatir Amerhasan mengalami kecelakaan.
"Masyarakat merespons dan melakukan pencarian di sepanjang sungai sampai mereka menemukan jasad korban masih dalam gigitan buaya," tambah polisi sebagaimana dikutip AFP.
Polisi tidak mengatakan apa yang terjadi dengan buaya tersebut.
Serangan di kota nelayan Bataraza itu adalah yang ketiga yang dilaporkan sejak Oktober di Palawan, yang sering disebut sebagai "batas terakhir Filipina", dan salah satu dari beberapa area di negara itu yang masih umum menjadi habitat buaya.
Bulan lalu anak perempuan 12 tahun yang sedang mengambil air di area hutan di bagian lain pulau itu diseret buaya di depan saudara-saudaranya yang ketakutan. Polisi mengatakan anak perempuan itu tidak ditemukan.
Pada Oktober seorang perempuan Palawan yang sedang mengambil air juga digigit buaya tapi selamat karena keponakannya melempari reptil raksasa itu dengan batu dan berhasil mengusirnya menurut polisi.
Perburuan dan hilangnya habitat telah menurunkan populasi buaya di beberapa bagian lain kepulauan itu. (kn)
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017