Sedangkan juara satu diberikan kepada kru film Ibu Maaf Mengabaikanmu karya Keong Production, dan juara tiga diberikan ketiga kepada kru film Bunga karya Anamorphic Film.
Selain ketiga juara tersebut, ada lima pemenang lainnya yang masing-masing mendapatkan hadiah Rp1 juta rupiah yaitu film Kembali karya SMAN 5 Tanjungpinang, Isma karya Lesehan Sinema, Ibuku Malaikatku karya SMK 5 Batam, Regret karya KM Pictures dan Bu karya SMK Hang Tuah Batam.
Ketua panitia BSMF Je Yatmoko, di Batam Minggu mengatakan, kompetisi film pendek tersebut diikuti 33 peserta, dan dari jumlah itu disaring menjadi 15 film yang dinilai bagus dan sesuai dengan tema.
"Dari 15 film itu kita ambil delapan nominasi dan kita tayangkan di Blitz Teatre," katanya saat memberikan sambutan.
Je Yatmoko menjelaskan kegiatan tersebut kegiatan tersebut bertujuan untuk memperingati hari ibu dan menumbuhkan kreativitas serta karya film para sineas muda Kota Batam dan Provinsi Kepri.
Menurutnya, banyak peserta yang mengirimkan karyanya masih di bawah standar, namun hal tersebut bukan menjadi halangan untuk terus berkarya di dunia perfilman.
"Mudahan-mudahan kawan-kawan bisa mengoreksi apa-apa saja kekurangan film yang dibuat dan bagi pemenang hadiah yang diberikan bisa menjadi motivasi serta memicu kawan-kawan untuk lebih berkreasi," ujarnya.
Sebagai apresiasi dan penghormatan terhadap tokoh Ibu bagi masyarakat Kepulauan Riau maupun Batam panitia lanjutnya memberikan penghargaan "Lifetime Achievement Award" kepada Almarhumah Rekaveny binti Fadli Gatam yang selama masa hidupnya telah banyak menyumbang kemajuan Batam dan Provinsi Kepulauan Riau.
"Dengan terselenggaranya acara BSMF tahun 2017 ini diharapkan akan banyak kreator-kreator dibidang film yang akan membawa kemajuan bangsa" katanya.
Perwakilan dewan juri, Erma Yudiawati memaparkan kegiatan BSMF merupakan tahap awal bagi sineas Kota Batam dan Provinsi Kepri bagaimana meningkatkan lagi kualitas dan bisa menjadi lebih profesional.
Menurut dia, karya-karya para peserta sudah sangat baik, hanya saja akting dari para pelakon dinilainya masih sangat jauh dari para sineas di luar Batam.
"Dari ekspresi masih kurang dan saya berharap karya-karyanya dapat lebih di pertajam agar para penonton menjadi lebih greget," katanya.
Ia menjelaslan dalam membuat film yang paling pertama dilihat adalah gambar atau lokasi syuting. Sehingga, kata Executive Produser PT Bonadea Sinema itu, permainan kamera dari kameramen memiliki andil besar dal sebuah film. Salah satu indikator film bernilai mahal adalah fasilitas yang digunakan, semakin bagus peralatan dan properti, maka nilainya semakin tinggi.
"Dalam film kita boleh membuat inovasi dan tujuan dari karya film adalah mengambil gambar yang bagus-bagus," ujarnya.
Pewarta: Rusdianto Syafruddin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017