Kurator pelukis, Zul MS mengatakan, lukisan ini dipajang dalam memperingati 13 tahun gempa dan tsunami Aceh. Sebanyak 22 lukisan karya dari 30 pelukis anak ini menggambarkan bagaimana tsunami dan bencana di Aceh lewat imajinasi mereka.
"Pameran lukisan ini merupakan program akhir seniman Saweu Sikula 2017. Program ini dari UPTD Taman seni dan Budaya Aceh yang didukung Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Aceh," kata Zul MS.
Ia mengatakan, lukisan tersebut bertemakan bencana. Kemudian digambarkan oleh pelukis anak dalam berbagai bentuk bencana seperti, tsunami, hujan meteor, puting beliung, longsor dan lainnya.
Sebelum melukis, sebut Zul MS, pelukis merupakan yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama dan atas ini diajarkan tentang teknik melukis di atas kain kanvas selama tiga bulan.
"Sebelum melukis, kami kenalkan mereka seni rupa dasar, sketsa lukis, gambar bentuk dan lukisan. Hingga akhirnya mereka menuangkan imajinasinya tentang kebencanaan di atas kanvas yang dipamerkan tersebut," ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan kebudayaan Provinsi Aceh Reza Fahlevi mengapresiasi pameran karya seni lukis pelajar tersebut. Dari ajang tersebut diharapkan lahir pelukis-pelukis yang handal dari Aceh.
"Pembelajaran karya seni harus diprogramkan sejak dari dini agar nantinya mereka bisa menjadi seniman lukis yang bisa dikenal ke luar Aceh," kata Reza Fahlevi.
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017