"Hal itu, sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo untuk LPDP mendatang harus diarahkan pada bidang yang bertujuan nasional," ujarnya ditemui di Jepara, Jateng, Jumat.
Menurut dia, dalam memberikan beasiswa memang harus memahami potensi di Tanah Air.
"Kami menganggap, bidang pertanian dan perikanan merupakan potensi terbesar bangsa ini," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, pemberian beasiswa diarahkan untuk bidang-bidang terkait.
Sesuai arahan dari Presiden RI, kata dia, akan difokuskan pada bidang sains dan teknologi yang nantinya bisa menunjang perkembangan bidang pertanian dan perikanan.
Untuk bidang-bidang lainnya, seperti sosial dan politik untuk sementara ada pengurangan alokasi bantuan beasiswa.
Pada kesempatan tersebut, dia juga menyampaikan jumlah alokasi penerima beasiswa Bidikmisi untuk tahun mendatang juga ada penambahan dari 80.000 menjadi 90.000 orang.
Nasir juga mendorong para dosen untuk meningkatkan publikasi ilmiah agar bisa bersaing dengan negara tetangga.
"Selama ini, Indonesia selalu kalah dengan Thailand, namun untuk tahun ini berhasil unggul," ujarnya.
Ia mencatat, per 15 Desember 2017 jumlah publikasi ilmiah mencapai 15.819 dokumen, sedangkan Thailand sebanyak 14.200 dokumen.
"Harus kerja keras agar semakin banyak publikasi ilmiahnya," ujarnya.
Para dosen juga diingatkan agar tidak melakukan kecurangan dalam membuat karya intelektual, karena ancamannya berupa pencabutan gelar.
Sebelumnya, kata Nasir, terdapat tiga guru besar yang dicabut gelarnya karena melakukan kecurangan.
"Semua pihak harus menjaga marwah pendidikan di Tanah Air. Saat ini, lulusan dari dalam negeri telah mendapatkan kepercayaan dari Inggris," ujarnya.
Dalam rangka menjaga kualitas pendidikan di Tanah Air, kata dia, praktik pembuatan ijazah palsu harus ditutup, termasuk plagiarisme.
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017