"Masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan baik diri dan lingkungannya," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Purbalingga, Muhsoni di Purbalingga, Rabu.
Dia menambahkan, berdasarkan prakiraan BMKG, pada Januari hingga Februari 2018, di wilayah Purbalingga akan mengalami intensitas hujan yang tinggi, sehingga potensi banjir dan tanah longsor akan makin meningkat.
"Masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir atau tanah longsor, ketika terjadi hujan lebat dengan durasi yang lama agar segera mengungsi ke tempat yang lebih aman," katanya.
Selain itu, masyarakat, kata dia, juga diimbau untuk tidak berteduh di bawah pohon atau baliho ketika sedang terjadi hujan dan angin kencang.
Sementara itu, menurut data yang dihimpun oleh BPBD Purbalingga, sepanjang tahun 2017, telah terjadi 111 bencana di wilayah setempat.
Bencana tersebut antara lain, tanah longsor, puting beliung, kebakaran, banjir, dan dampak ikutan gempa bumi.
Dia mengatakan, untuk kejadian bencana, yang paling banyak terjadi adalah tanah longsor, yaitu sebanyak 40 kejadian.
"Sementara itu, kejadian bencana kebakaran sebanyak 39 kali, puting beliung sebanyak 20 kali, banjir 11 kali, dan dampak gempa sebanyak 1 kali," katanya.
Untuk kerugian akibat bencana yang terjadi di wilayah tersebut pada tahun 2017, kata dia, mencapai sekitar Rp6,478 miliar.
Dia juga mengatakan, ada sekitar 96 desa di kabupaten tersebut yang terdampak kejadian bencana sepanjang tahun 2017.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018