New Delhi (ANTARA News) - India berencana untuk membatasi jumlah pengunjung harian Taj Mahal, yakni 40.000 per hari dengan durasi setiap kunjungan tiga jam untuk melindungi harta nasional yang hampir berusia 400 tahun itu.
Survei Arkeologi India (ASI) membuat proposal tersebut ke Kementerian Kebudayaan setelah sebuah penyerbuan di salah satu gerbang masuk Taj Mahal melukai lima orang Kamis lalu.
Menurut ASI, jumlah pengunjung saat ini ke Situs Warisan Dunia itu adalah sekitar 40.000 pada hari kerja dan bisa mencapai 70.000 pada akhir pekan dan hari libur. Begitu pembatasan mulai berlaku, penjualan tiket online dan offline akan berhenti saat jumlah terbatasnya habis terjual.
Pembatasan tersebut hanya berlaku untuk tiket seharga 40 rupee (0,6 dolar AS) yang dibeli oleh pengunjung domestik. Sementara wisatawan asing, yang dikenai biaya 1.000 rupee (15,7 dolar AS), tidak akan dibatasi.
ASI juga meminta adanya tiket masuk terpisah untuk mengunjungi area kriptografi, di mana replika makam Kaisar Shah Jahan dan istrinya Mumtaz Mahal ditempatkan.
Monumen penghormatan kepada Mumtaz Mahal yang juga menjadi salah satu dari "Tujuh Keajaiban Dunia" itu mengalami polusi udara dan padat penduduk dalam beberapa tahun terakhir.
"Kami tidak memiliki pilihan selain mengikuti langkah-langkah ini, " Menteri Budaya Mahesh Sharma mengatakan kepada The Indian Express setelah bertemu dengan pejabat ASI dan stafnya, demikianXinhua.
Penerjemah: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018