"Sebagai warga Negara Indonesia, ini adalah sebuah kebanggaan dan rasanya sangat luar biasa," ujarnya melalui pesan elektronik yang diterima di Surabaya, Senin.
Film berjudul Indonesia: A True Partner for World Peace itu akan digunakan untuk kampanye pemerintah di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat, serta di perwakilan Indonesia di seluruh dunia.
Untuk pengambilan gambar film tersebut, sutradara asal Jawa Timur tersebut melakukan syuting mulai dari New York, Jakarta hingga Sentul, Bogor.
Di New York, kata dia, pengambilan gambar dilakukan bersama Perwakilan Tetap Indonesia untuk PBB, Dian Triansyah Djani, dan tim perwakilan tetap Indonesia di Markas Besar PBB dan di kantor PTRI.
Sedangkan, di Jakarta syuting di Kementerian Luar Negeri untuk mengambil gambar Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, dan gedung bersejarah Gedung Pancasila.
"Yang di Sentul, kami syuting di Pusat Pemeliharaan Misi Perdamaian di Sentul bersama pasukan penjaga perdamaian TNI atau Kontingen Garuda TNI," ucapnya.
Dalam pengambilan gambar di Sentul, pasukan TNI yang dilibatkan cukup besar, yakni 850 personel dari Batalion Mekanis TNI untuk misi perdamaian dan keamanan di Lebanon, 309 personel Satuan Tugas Koordinasi Militer Sipil dan Satuan Tugas Perlindungan.
Selain itu, personel pendukung lainnya adalah Satuan Tugas Masyarakat Militer, Satuan Tugas Polisi Militer, Satuan Tugas Kesehatan serta Satuan Pendukung Markas Besar Pasukan.
Terkait film itu, sutradara film Brush with Danger yang filmnya pernah masuk seleksi nominasi Piala Oscar pada 2015 itu mengaku ingin membuat film kampanye untuk Indonesia yang sinematik menggambarkan pengalaman dan kekuatan Indonesia.
"Jadi, kami menggunakan teknik-teknik pengambilan gambar layar lebar untuk menyampaikan sejumlah pesan. Pesan itu di antaranya bahwa Indonesia siap menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB," katanya.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018