"Kami sedang lakukan operasi pasar," kata Ketua Satgas Pangan Irjen Pol Setyo Wasisto di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa.
Ia berharap dengan operasi pasar, pihaknya bisa mengetahui penyebab kenaikan harga beras sekaligus mampu menekan harga beras.
"Kalau ada penyimpangan, pasti kami tindak," katanya.
Operasi Pasar dilakukan setelah ditemukannya beras oplosan yang hendak dijual dengan harga tinggi oleh seorang pengusaha di Kalimantan Selatan.
"Mungkin jumlahnya (jumlah beras) tidak terlalu signifikan. Tapi ini bisa mempengaruhi psikologi pasar," katanya.
Tidak hanya beras, ada 11 komoditas pangan lainnya yang menjadi fokus pengawasan Satgas Pangan terkait distribusi di pasar dan kestabilan harga.
"Tidak hanya beras, tapi juga masalah telur, daging ayam, cabai, bawang merah dan bawang putih," katanya.
Sebelumnya di Kalimantan Selatan terjadi kasus penyalahgunaan beras Bulog asal Vietnam sebanyak hampir 2 ton yang dilakukan tersangka berinisial BH.
Polda Kalsel mengamankan beras medium yang merupakan beras impor asal Vietnam sebanyak 375 karung atau sekitar 18.750 kilogram serta 50 lembar karung beras kosong bertuliskan Bulog.
Tersangka BH mencampur beras Bulog tersebut dengan beras umum serta mengganti karungnya dengan karung putih polos untuk dijual di Surabaya, Jawa Timur dengan harga tinggi.
Akibat perbuatannya ini, tersangka BH dikenai Pasal 143 Jo Pasal 99 UU Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan, dengan ancaman pidana penjara paling lama 2 tahun atau denda paling banyak Rp4 miliar.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018