Google kembali dituntut karena bias gender

10 Januari 2018 09:32 WIB
Google kembali dituntut karena bias gender
Logo di kantor Google Indonesia, Jakarta. (ANTARA News/Natisha)

San Francisco (ANTARA News) - Mantan teknisi di Google, James Damore, memperpanjang kasus yang membelitnya Agustus tahun lalu dengan menuntut mantan atasannya karena isu diskriminasi.


Dhillon Law Group mengatakan pihaknya mengajukan gugatan publik atas nama James Damore dan individu lain yang menurutnya didiskriminasi karena "pandangan politik konservatif mereka," gender dan ras Kaukasoid mereka, seperti diberitakan AFP.


Gugatan yang diajukan di pengadilan Santa Clara, California, tersebut menyatakan bahwa Damore dan rekannya "dikucilkan, diremehkan dan dihukum atas pandangan politik mereka, dan karena status kelahiran mereka sebagai orang Kaukasoid dan atau sebagai pria."


Perusahaan itu menggunakan kuota perekrutan ilegal untuk mencapai persentase tertentu dalam jumlah karyawan perempuan dan minoritas.


Google memecat Damore pada Agustus lalu setelah dia membagikan memo 3.000 kata yang berisi "pilihan dan kemampuan antara pria dan perempuan berbeda, sebagian karena masalah biologis dan perbedaan itu dapat menjelaskan alasan mengapa kita tidak bisa melihat representasi perempuan dalam jumlah yang sama dalam hal teknologi dan kepemimpinan."


Pemimpin Google, Sundar Pichai mengatakan "sebagian memo tersebut melanggar kode etik kami dan melampaui batas dengan mengangkat isu stereotip gender yang berbahaya di tempat kerja."


Tapi, Pichai membela hak penulis untuk mengkritik Google, ideologi di tempat kerja dan apakah program yang mempromosikan keragaman di tempat kerja cukup terbuka bagi semua orang.

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018