"Sebagai perusahaan miliki negara sudah semestinya seluruh BUMN saling membantu dan mengisi, sehingga tugas kita sebagai agen pembangunan dapat memberikan keuntungan kepada bangsa dan negara," kata Rini pada dialog bersama perwakilan BUMN yang ada di Sulawesi Selatan, di Makassar, Senin.
Ia mencontohkan dua perusahaan milik negara, yakni PT PLN dan PT Pertamina bisa saling bersinergi dan saling mengisi, sehingga dapat memberi keuntungan kepada negara dan masyarakat.
"Seperti yang dilakukan PLN dan Pertamina yang mencari jalan keluar agar anggaran masing-masing lebh baik, sehingga kedua belah pihak bisa saling menguntungkan dan pada akhirnya menguntungkan negara dan kita semua," ucapnya.
Rini juga menyampaikan saat berkunjung ke Bengkulu dan melihat ada salah satu kantor BUMN terlihat kumuh dan meminta BUMN lain agar dapat membantu memperbaiki kantor tersebut.
"Jadi, seharusnya sesama BUMN bisa saling mengisi, sehingga seluruh perusahaan milik negara dapat memberikan sumbangsih kepada negara yang pada akhirnya tentu membuat raktat sejahtera," kata Rini.
Ia juga menyebutkan bahwa investasi negara kepada BUMN terus mengalami peningkatan, sejak tahun 2015 investasi sekitar Rp200 triliun kemudian meningkat menjadi Rp275 triliun pada 2016 dan di tahun 2017 sebesar Rp385 triliun.
Rini optimistis keuntungan BUMN pada 2018 dapat terus meningkat yang dapat melebihi pencapaian laba tahun 2017 sekitar Rp180 triliun.
"Saya optimistis, dengan investasi yang terus meningkat, pada tahun ini keuntungan yang diraih BUMN dapat meningkat dari tahun sebelumnya. Apalagi, pada tahun ini, kita diminta lagi oleh bapak Presiden agar total investasi bisa mencapai Rp700 trliun. Tapi, saya yakin kalau kita bersama-sama bekerja keras dan saling bersinergi tentu peran BUMN ini betul-betul memberikan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi," ujar Rini.
Pewarta: Amirullah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018