• Beranda
  • Berita
  • Beda benjolan pertanda kanker getah bening dan TBC

Beda benjolan pertanda kanker getah bening dan TBC

17 Januari 2018 15:47 WIB
Beda benjolan pertanda kanker getah bening dan TBC
Ilustrasi: paru-paru yang terkena penyakit menular TBC (ANTARA News/ Reuters)

Jakarta (ANTARA News) - Benjolan di sekitar leher bisa menjadi salah satu pertanda tuberkulosis kelenjar (TBC) atau justru kanker getah bening atau limfoma. Bagaimana membedakannya?

Spesialis penyakit dalam sekaligus Ketua Perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik, Prof.Dr. dr. Arry H. Reksodiputro, SpPD-KHOM mengatakan benjolan bisa dicurigai kanker bila disertai demam dan berat badan turun pada penderitanya.

"Salah satu gejalanya benjolan di leher, antara kedua paru-paru, dan lainnya. Orang TBC juga ada benjolan. Tetapi 20 persen bisa kanker. Bedanya bila itu kanker Limfoma Hodgkin, (penderita) akan demam yang datang dan hilang serta berat badan turun," kata dia dalam media gathering "Mengenal Kanker Limfoma Hodgkin dan Inovasi Terapi Terbaru di Jakarta, Rabu.

Benjolan paling sering berada di leher, ketiak dan pangkal paha dan seiring dengan itu terjadi penurunan berat badan 10 persen atau bahkan lebih, atau 10 kilogram dalam dua bulan.

Arry mengatakan, gejala lainnya yakni mudah berkeringat, gatal-gatal, kelelahan yang berlebihan, kekurangan energi, hilang nafsu makan, batuk berkepanjangan dan pembesaran limpa atau hati.

"Berat badan turun itu biasanya karena tiga hal, bisa diabetes, gondok atau kanker. Kalau kanker, ada gejala lainnya seperti demam, lebih lemas," kata dia.

Untuk memastikan kecurigaan bila benjolan itu kanker, dokter perlu melakukan pemeriksaan, salah satunya biopsi.

Menurut Arry, jenis kanker yang biasanya menyerang kaum adam (60 persen dialami pria dan 40 persen dialami wanita) ini bisa disembuhkan, walau hanya 80 persen.

Kanker getah bening sendiri terbagi dua yakni Limfoma Hodgkin dan non Hodgkin. Perbedaan keduanya terletak dari sudut patologinya. Di Indonesia, non Limfoma Hodgkin yang paling sering dijumpai. 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018