"Jadi ini bukan untuk menjawab kebutuhan domestik, tetapi dibentuk terutama untuk menjawab kebutuhan masyarakat internasional, untuk memperkokoh kepemimpinan Indonesia di dunia internasional, terutama umat Islam internasional," kata Presiden dalam sambutan pembukaan rapat terbatas tentang pendirian universitas itu di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis.
Menurut Presiden, sejumlah pemimpin negara mayoritas muslim seperti Presiden Palestina Mahmoud Abbas maupun Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam Iyad Ameen Madani saat KTT Luar Biasa OKI di Jakarta pada 2016, menyampaikan kepada dirinya bahwa para pemuda Timur Tengah dapat belajar tentang Islam di lembaga pendidikan tinggi di Indonesia.
"Karena menurut beliau-beliau, Islam yang ada di Indonesia ini adalah dalam praktik keseharian adalah Islam yang betul," kata Presiden.
Rapat tersebut dimulai sejak pukul 14.00 WIB dan diikuti oleh sejumlah menteri, antara lain Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menko Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Selain itu, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dan Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Kepala BPKP Ardan Adiperdana.
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018