"Pesertanya internasional, bukan Timur Tengah saja, seluruh dunia. Jadi kaitannya itu bagaimana Islam yang bisa memberikan manfaat bagi kita semua, yang bersifat toleran dan moderat," kata Nasir ditemui usai rapat terbatas mengenai pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia di Istana Merdeka Jakarta pada Kamis.
Menurut Nasir, pihaknya masih menunggu rencana program pendidikan dari Kementerian Agama yang akan diajarkan di universitas tersebut.
Kementerian Ristek dan Dikti akan menindaklanjuti jika usulan prodi sudah diberikan.
"Kami hanya ingin memberikan mereka, berkonsentrasi kepada `Islam studies`, kepada bidang-bidang ilmu agama Islam," kata Nasir.
Sementara itu terkait lahan pembangunan yang akan menggunakan lahan RRI, dari sekitar 143 hektar, Nasir menjelaskan hanya akan dipakai sekitar 30 persen.
Pemda Depok, Pemprov Jawa Barat dan Kementerian Agama akan segera menyelesaikan kebutuhan lahan bagi pembangunan universitas itu, tambah Nasir.
Menristek Dikti menjelaskan pemerintah berencana memindahkan penduduk yang mendirikan bangunan diatas tanah milik negara itu untuk memenuhi kebutuhan lahan bagi lembaga pendidikan.
"Instruksi Presiden segera diselesaikan lahan itu, untuk segera digunakan," kata Nasir.
Sementara itu, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil mengatakan lahan tersebut terdaftar atas nama RRI dan akan dialihkan kepada Kementerian Agama.
Sofyan mengatakan akan memindahkan 740 kepala keluarga yang tinggal diatas lahan tersebut dengan memberikan uang kerahiman.
"Tenggat waktunya sesegera mungkin. Itu dilakukan oleh Pemda Jawa Barat. Gubernur sudah bikin tim untuk menyelesaikan dampak sosial," ujar Sofyan.
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018