"Lapangan unitisasi Sukowati di Bojonegoro, CPP Gundih di Blora, serta Donggi-Matindok di Banggai, Sulawesi Tenggara menjadi andalan Pertamina EP Asset 4 untuk menggenjot produksi migas," kata General Manager Pertamina EP Asset 4 Agus Amperianto, dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan produksi minyak dari lapangan unitisasi Sukowati ditargetkan menjadi kontributor terbesar produksi minyak Pertamina EP Asset 4 tahun ini, yaitu lebih dari 6.000 barel minyak per hari (BOPD).
Produksi gas terbesar berasal dari CPP Gundih dari sumur-sumur di Kedung Tuban, Kedung Lusi, dan Randu Blatung di Kabupaten Blora, Jawa Tegah sebesar 44 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan Donggi-Matindok sebesar 105 MMSCFD.
"Produksi minyak tahun ini ditargetkan 14.032 BOPD, naik dibandingkan realisasi 2017 sebesar 13.096 BOPD dan produksi gas 162,93 MMSCFD, naik dari realisasi 2017 sebesar 143,96 MMSCFD," ujarnya.
Peningkatan produksi juga diupayakan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) itu melalui sinergi dengan sesama bisnis unit Pertamina, yaitu PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO), anak usaha PT Pertamina Hulu Energi.
Pertamina EP Asset 4 dan PHE WMO fokus bersinergi untuk dapat meningkatkan produksi dari lapangan lepas pantai (offshore) di lapangan Poleng/Gresik, Jawa Timur.
Agus mengatakan target kenaikan produksi minyak dan gas Pertamina EP Asset 4 fokus pada lima skala konsolidasi prioritas perusahaan, yaitu konsolidasi dalam metode pengoperasian, mata rantai suplai, dan pengembangan sumber daya manusia.
Selain itu, pengembangan lingkungan serta keandalan fasilitas produksi dan peralatan.
"Untuk mencapai target produksi tersebut, kami tetap mengedepankan `operation excellence` dan aspek keselamatan atau HSSE," ujarnya.
Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018