Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia (Persero), Achmad Tossin Sutawikara, dalam keterangan persnya di Jakarta, Sabtu, menyatakan bahwa pihaknya telah mengkoordinasikan para produsen pupuk yang merupakan anak perusahaan Pupuk Indonesia untuk mempercepat proses penyaluran pupuk terutama dari lini 2 dan 3 ke lini 4 (distributor).
"Dari sisi stok, secara nasional aman. Kami sudah menyiapkan stok di Gudang-gudang lini 2 dan 3 melebihi ketentuan Pemerintah sehingga cukup untuk menghadapi musim tanam," ujar Tossin.
Agar pupuk bisa diterima petani tepat waktu, pihaknya akan mempercepat proses pengiriman dari gudang-gudang tersebut ke distributor dan kios.
"Para distributor dan pemilik kios harus segera menebus pupuk sesuai dengan alokasinya sehingga tidak terlambat diterima petani," kata Tossin.
Guna mengantisipasi kebutuhan petani yang tidak tercantum dalam RDKK dan tidak memperoleh alokasi pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia juga telah menugaskan kepada para produsen pupuk untuk mewajibkan distributornya selalu menyiapkan stok pupuk non subsidi di setiap kios. "Setiap kios harus mempunyai stok pupuk non subsidi jenis urea dan NPK," tegas Tossin.
Tossin menambahkan bahwa stok nasional saat ini cukup untuk kebutuhan sebulan ke depan. Total stok pupuk hingga 25 Januari 2018, secara nasional di Lini III & IV, atau di gudang kabupaten dan kios sebesar 1.148.568 ton.
Jumlah tersebut dua kali lipat dari ketentuan stok yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu 581.161 ton. Jumlah ini belum termasuk dengan stok yang terdapat di gudang pabrik dan provinsi.
Adapun rincian stok nasional di Lini III & IV terdiri dari 403.360 ton Urea, 374.725 ton NPK, 151.308 ton SP-36, 130.155 ton ZA, dan 88.898 ton Organik.
Sedangkan realisasi penyaluran hingga 24 Januari 2018 adalah sebesar 294.792 ton untuk urea, 47.722 ton untuk SP36, 64.953 ton pupuk ZA, dan 114.853 ton pupuk NPK. Dalam penyaluran pupuk bersubsidi ini, Pupuk Indonesia menjalin kerjasama dengan dinas pertanian di daerah agar distribusi bisa tepat waktu dan tepat sasaran.
Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018