Flu di AS jadi musim terburuk sejak 2014/2015

28 Januari 2018 03:26 WIB
Flu di AS jadi musim terburuk sejak 2014/2015
Kampanye mengatasi wabah penyakit influenza dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC). (cdc.gov)

Baby boomer memiliki tingkat lebih tinggi untuk kemungkinan rawat inap daripada cucu mereka saat ini."

Chicago (ANTARA News) - Influenza terus menyebar di penjuru Amerika Serikat (AS), sehingga musim ini semakin memburuk sejak 2014/2015, ketika 34 juta orang sakit oleh virus yang sama, demikian laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di AS (CDC).

Pernyataan pejabat kesehatan di CDC juga menyatakan bahwa 710.000 orang dirawat di rumah sakit.

Selama musim flu, orang lanjut usia adalah kelompok paling rentan, diikuti anak-anak sangat muda. Tapi, selama musim flu, kelompok baby boomer, yang dilahirkan periode akhir 1950an hingga 1960an atau yang berusia 50  sampai dengan 64 tahun, menjadi kelompok paling rentan setelah kelompok lanjut usia.

"Baby boomer memiliki tingkat lebih tinggi untuk kemungkinan rawat inap daripada cucu mereka saat ini," kata dokter Dan Jernigan, direktur divisi influenza di CDC, layaknya dikutip Reuters.

Dia mengatakan, wabah influenza mulai mereda di beberapa wilayaj di AS, terutama di California dan negara bagian lain di Pantai Barat, namun musimnya masih jauh dari selesai.

"Intensitas wabah flu masih tetap tinggi untuk sebagian besar AS, sementara beberapa daerah masih meluas," katanya.

Wabah flu musim ini mungkin terasa lebih parah dari tahun sebelumnya.

"Kita sering melihat berbagai bagian negara wabah meluas di waktu yang berbeda, tapi selama tiga minggu terakhir seluruh kawasan telah mengalami musim flu, semuanya pada waktu bersamaan," ujarnya.

Tujuh anak lainnya dilaporkan meninggal karena flu pada minggu yang berakhir pada 20 Januari, sehingga total kematian anak-anak sampai 37 untuk musim ini.

CDC tidak melacak kematian orang dewasa secara langsung, namun Jernigan mengatakan 9,1 persen dari sertifikat kematian menyebut flu atau pneumonia sebagai penyebab kematian pekan lalu, angka yang terus meningkat selama tiga minggu terakhir.

Jumlah orang yang mengunjungi dokter dan ruang gawat darurat meningkat, dengan 6,6 persen kunjungan terkait dengan flu.

"Ini adalah tingkat aktivitas tertinggi yang tercatat sejak pandemi 2009, yang mencapai puncaknya pada 7,7 persen," kata Jernigan.

Lonjakan kasus pada bulan Januari mungkin bertepatan dengan anak-anak yang kembali ke sekolah setelah liburan musim dingin mereka.

Beberapa negara bagian telah mencatat tingkat rawat inap yang tinggi, dengan California mencatat sekitar empat kali lipat dibandingkan pada waktu bersamaan slama musim flu 2014/2015.

Minnesota telah mencatat dua kali tingkat rawat inap seperti yang terjadi pada musim 2014/15, dan lebih banyak pasien sekarang dirawat di New York juga, katanya.

Sedangkan, California memiliki tingkat aktivitas flu lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama daripada negara bagian lain, yang kemungkinan menjelaskan tingkat rawat inap lebih tinggi, demikian dr Dan Jernigan.

Pewarta: Administrator
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018