Pelajaran TIK kita sudah ketinggalan zaman

28 Januari 2018 09:23 WIB
Pelajaran TIK kita sudah ketinggalan zaman
(ANTARA FOTO/Moch Asim)
Jakarta (ANTARA News)- Pemerhati pendidikan Indra Charismiadji menganggap pelajaran Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) di sekolah-sekolah tak lagi relevan dengan perkembangan zaman.

"Berbicara mengenai pelajaran TIK zaman lampau, sudah tidak relevan lagi karena anak sekarang baru lahir saja sudah mengenal teknologi," ujar Indra di Jakarta, Minggu.

Saat ini, banyak ilmu baru pengganti  TIK itu, seperti pemograman atau "coding" dan sains komputer.

"Kita dengan anggaran pendidikan 20 persen dari APBN, menyentuh hal itu saja belum. Padahal Menkominfo Rudiantara sudah mendorong agar pelajaran ini masuk ke dalam kurikulum," kata Indra.

Jika pelajaran TIK masa lampau mengajarkan bagaimana cara mengoperasikan komputer dan menyelesaikan pekerjaan kantor, maka pelajaran TIK era ini adalah bagaimana cara menyelesaikan masalah.

"Anak sekarang tak perlu diajari lagi bagaimana cara mengoperasikan kompute  karena mereka memang penduduk asli dunia digital," tambah dia.

Pelajaran komputer sains atau pemograman saat ini sudah diajarkan di sekolah-sekolah di dunia, bahkan di Finlandia siswa belajar menyelesaikan masalah, sedangkan guru hanya fasilitator.

"Dari situ diharapkan bisa lahir aplikasi-aplikasi yang membuat kehidupan manusia jadi lebih baik. Bayangkan kalau ada tiap anak dalam setiap semester bikin satu aplikasi, maka akan ada jutaan aplikasi baru di Tanah Air," kata Indra.

Pelajaran komputer sains bisa dimulai dari level dasar. Tidak perlu memulai dari menggunakan komputer tetapi dari kertas untuk mengajari anak bagaimana mengatasi masalah.

Indra mendesak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyamakan persepsi dengan para guru TIK, bahwa TIK zaman lampau berbeda dengan zaman sekarang.

"Para guru TIK siap untuk belajar, jangan sampai kita ketinggalan dibandingkan negara lain. Jangan hanya yang ditambah pelajaran agama saja, tetapi pendidikan karakter dan lainnya kurang diperhatikan," imbuh dia.


Pewarta: Indriani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018