"Penyebab paling banyak kasus kebakaran yang kami tangani adalah listrik, terjadi korsleting. Sisanya karena trafo meledak, gas bocor atau karena kompor," kata Kepala Seksi Operasional dan Penyelamatan Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta Mahargyo di Yogyakarta, Senin.
Jika dibanding dua tahun sebelumnya, kasus kebakaran yang terjadi di Kota Yogyakarta mengalami kenaikan. Pada 2015 tercatat sebanyak 66 kasus dan turun menjadi 63 kasus pada 2016.
"Namun demikian, penyebab utama kebakaran masih tetap sama yaitu hubungan pendek arus listrik," katanya.
Selain menangani kasus kebakaran di dalam Kota Yogyakarta, Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta juga menerjunkan petugas jika ada permintaan bantuan untuk memadamkan kebakaran di luar kota.
Bahkan, jumlah kasus kebakaran yang ditangani petugas Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta di luar kota justru lebih banyak dibanding kasus di dalam kota yaitu mencapai 79 kasus.
"Kami memiliki 80 petugas yang siap diterjunkan untuk menangani kebakaran dengan 12 mobil pemadam kebakaran. Bak penampungan air pun berada di seluruh kecamatan," katanya yang menyebut jumlah armada sudah cukup dan belum akan menambah mobil pemadam kebakaran baru pada tahun ini.
Mahargyo mengatakan, Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta menargetkan "response time" kurang dari 15 menit sejak menerima informasi kebakaran.
Namun demikian, salah satu kendala yang dihadapi petugas untuk bisa sampai ke lokasi kebakaran adalah kondisi lalu lintas di Kota Yogyakarta yang semakin padat.
"Kalau lalu lintas sudah macet, kami sulit menembusnya. Tetapi, kami upayakan bisa sampai ke lokasi dengan secepat-cepatnya," katanya.
Sedangkan untuk telepon iseng, Mahargyo mengatakan masih ada meskipun tidak ada catatan terkait jumlah telepon iseng yang masuk. "Ada beberapa yang iseng, justru bertanya balik ini siapa," katanya.
Seluruh informasi atau telepon tentang kasus kebakaran yang diterima petugas, lanjut dia, akan diverifikasi termasuk verifikasi berdasarkan informasi dari relawan di lapangan. "Selama ini, kami belum pernah menerima informasi bohong tentang kasus kebakaran," katanya.
Guna mempercepat penanganan kebakaran, terutama di daerah padat penduduk yang sulit dijangkau mobil pemadam kebakaran, Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta membuat hidran berbasis kampung. Saat ini berada di Kampung Pathuk dan Kauman.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018