Miss Grand Indonesia akan digelar perdana di Tanah Air melalui Yayasan Dharma Gantari Indonesia yang mendapat lisensi dari Miss Grand International.
Penandatanganan nota kesepahaman (MOU) antara Miss Grand International Organization dan Yayasan Dharma Gantari Indonesia dilakukan di Kementerian Pariwisata, Jakarta, Senin.
Dikna Faradiba yang merupakan Putri Pariwisata 2015 dan pemimpin Yayasan Dharma Gantari ditunjuk sebagai National Director Miss Grand Indonesia.
"Saya bangga luar biasa diberikan lisensi ini," kata Dikna di Kementerian Pariwisata, Senin.
Perempuan 24 tahun mengatakan yayasan pemegang lisensi untuk Miss Grand Indonesia itu akan jadi wadah bagi perempuan muda untuk mengeksplorasi kemampuannya.
Penyelenggaraan Miss Grand Indonesia juga akan didukung Junior Camber International (JCI) sebagai mitra dan Mark Plus sebagai partner.
President Miss Grand International Organization Nawat Itsaragrisil berpendapat Indonesia berpotensi memperkuat industri kontes kecantikan dan bisa membawanya ke ajang yang lebih besar.
Nawat mengemukakan kontes Miss Grand International menawarkan sesuatu yang berbeda dibandingkan dengan kontes kecantikan lainnya.
"Kami juga ingin memberantas peperangan dan kekerasan, kami bukan cuma soal kontes atau baju renang, tapi kami bekerja untuk dunia," katanya.
Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Multikultural, Esthy Reko Astuti, menyambut baik adanya Miss Grand Indonesia yang dianggap bisa menambah sarana mempromosikan Indonesia di luar negeri.
"Di Indonesia banyak kontes kecantikan lain, sekarang ada Miss Grand Indonesia yang akan memperkaya Indonesia dan mengangkat kekayaan budaya serta potensi Indonesia," kata Esthy.
Miss Grand International yang bermarkas di Thailand sudah dihelat sejak 2013. Kontes ini diikuti sekitar 80 negara setiap tahun. Pada 2013-2015, kontes ini diadakan di Thailand. Dua tahun berikutnya, Miss Grand International masing-masing diadakan di Las Vegas, AS dan Vietnam.
Miss Grand Indonesia akan dimulai tahun ini. Audisinya berlangsung di 18 kota, mulai Februari hingga April 2018.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018