"Pengen lihat dan motret proses gerhana," kata Ruri Hargiyono salah satu pehobi fotografi saat berbincang dengan wartawan.
Dia mengatakan memilih Monas karena lokasi tersebut mudah dijangkau karena dekat dengan tempat kerja.
Ruri yang merupakan anggota komunitas Jakarta Motret itu mempersiapkan sejumlah alat untuk memotret gerhana bulan, di antaranya body kamera, lensa, tripod dan peralatan pendukung lainnnya.
Sementara itu, pecinta fotografi Wiwi Kurniati menyayangkan gerhana bulan total yang sesekali tertutup awan.
"Kalau tidak ada awan menutupi mungkin proses gerhana bulan akan terlihat bagus tahap per tahap," kata anggota komunitas Kang Foto Low Budget itu.
Wiwi mengatakan selain untuk memotret dan melihat gerhana, dia juga ingin bertemu teman-teman lain terutama komunitas fotografi.
Fenomena gerhana bulan total dengan super moon, blue moon dan blood moon secara bersamaan itu sendiri jarang terjadi karena hanya ada dalam siklus 150 tahun sekali.
Berdasarkan pengamatan di sekitar Monas, cuaca nampak mendung sehingga bulan tidak nampak karena terhalang awan. Hal itu sesuai dengan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang memperkirakan langit sekitar Jakarta saat gerhana akan tertutup awan dengan prosentase lebih dari 60 persen.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018