"Kita harus lihat juga yang berpotensi menjadi unicorn di Indonesia, masa depan apa, pertama di bidang pendidikan," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dalam acara Indonesia-Australia Digital Forum 2018 di Jakarta, Kamis.
Pandangan tersebut berlandaskan anggaran untuk pendidikan sebesar Rp440 triliun atau 20 persen dari APBN, sesuai dengan amanah UUD 1945.
Selain bidang pendidikan, berikutnya sebesar lima persen dari APBN digelontorkan untuk kesehatan sehingga Rudiantara menilai perusahaan rintisan di bidang kesehatan juga berpotensi menjadi unicorn.
Selanjutnya, perusahaan rintisan di bidang yang berkaitan dengan hobi seperti jalan-jalan pun berpotensi menjadi unicorn.
Menkominfo yakin pada 2019, perusahaan rintisan Indonesia yang menjadi unicorn lebih dari lima, apalagi hingga kini terdapat empat unicorn, yakni Traveloka, Bukalapak, Go-jek dan Tokopedia.
"Sekarang saja sudah ada empat unicorn sehingga pemerintah yakin 2019 itu nanti lebih dari lima unicorn, apalagi dengan program `next Indonesia unicorn` yang mempertemukan start up layak jual dengan potensi investor," tutur dia.
Pemerintha dan ekosistem membantu mempertemukan perusahaan rintisan dengan potensi investor untuk mengembangkan startup lokal.
Menkominfo mencontohkan dalam waktu dua hingga tiga bulan lagi para pelaku perusahaan rintisan akan dipertemukan dengan investor Australia sebagai tindak lanjut forum yang digelar selama dua hari itu.
Sejauh ini, para investor Australia tertarik pada perusahaan rintisan di bidang kesehatan seperti yang telah banyak dikembangkan di Negara Kangguru itu.
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018