Bahkan para sopir dan warga yang merasa dirugikan dengan perubahan jalur tersebut, akan membuat petisi penolakan serta meminta Bupati Cianjur, memberlakukan kembali jalur dua arah di Jalan Pangeran Hidayatullah.
Pasalnya sejak diberlakukannya jalur satu arah yang dilalui angkutan lintasan 4, membuat sopir kehilangan penumpang di sepanjang jalan tersebut, sementara warga harus terpaksa berjalan kaki sejauh 500 meter.
"Kami warga Kelurahan Sawah Gede, merasa keberatan dengan jalur baru yang menjadikan jalan Pangeran Hidayatullah menjadi satu arah ke pusat kota. Kami harus berjalan kaki untuk berangkat kerja atau mengantar anak sekolah," kata Lisna (32) warga Sawah Gede pada wartawan Kamis.
Dia menuturkan, disatu arahkannya jalan tersebut, membuat aktifitas warga terhambat. Bahkan jalan gang di sepanjang jalur tersebut, menjadi ramai dilalui kendaraan roda dua dengan arah seballiknya, sehingga memmbuat warga resah.
"Kami sepakat kalau ada yang membuat petisi agar jalan tersebut dibuka kembali karena saat bekerja kami tidak tenang meninggalkan anak di rumah karena jalan gang banyak dilalui kendaraan roda dua yang ingin memotong jalan," katanya.
Hal senada terucap dari Bambang Margono tokoh warga Sawah Gede, yang menyatakan siap membuat petisi bersama ribuan kepala keluarga di wilayah tersebut, untuk disampaikan ke Bupati Cianjur, agar Jalan Pangeran Hidayatullah kembali dua jalur.
"Seharusnya dikaji dulu dampak dari pemberlakuan satu jalur ini. Bukan hanya warga yang dirugikan, anak-anak sekolah yang kasihan harus berjalan kaki ratusan meter untuk sampai ke sekolah di jalur tersebut," katanya.
Dia menambahkan, meskipun diberlakukan satu arah, tetap terjadi antrean kendaraan terutama pada jam sibuk pagi dan sore hari. "Ini bukan solusi namanya, dua jalur macet satu jalur tambah macet," katanya.
Sementara perwakilan supir angkutan lintasan 4, mengatakan, sejak diberlakukannya jalur baru, penghasilan sopir terus menurun. Bahkan untuk setor setiap hari mereka terpaksa merogoh kocek sendiri karena sepinya penumpang.
"Kami akan berujukrasa meminta jalur kembali ke semula. Bohong kalau selama ini, sopir setuju dengan perubahan jalur yang panjang, namun tidak menambah penghasilan. Bahkan kami harus nombok bayar setoran ke pemilik angkutan," keluh Eman (29) supir angkutan.
Dia menuturkan, seluruh sopir lintasan 4 akan menggelar aksi unjukrasa ke Kantor Bupati Cianjur, Jumat (2/2), menuntut agar jalur dikembalikan ke semula dan Jalan Pangeran Hidayatullah kembali dua jalur.
"Biasa satu hari kami bisa mendapat uang Rp300 ribu kotor. Sejak perubahan jalur penghasilan kami habis untuk bensin dan setoran kadang nombok. Jalur yang dijadikan satu arah selama ini cukup menjanjikan untuk sopir," katanya.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018