• Beranda
  • Berita
  • DIbutuhkan kerja keras untuk eliminasi malaria di Papua

DIbutuhkan kerja keras untuk eliminasi malaria di Papua

1 Februari 2018 19:11 WIB
DIbutuhkan kerja keras untuk eliminasi malaria di Papua
Fotomikro darah yang mengandung makro dan mikrogametosit Plasmodium falciparum, parasit penyebab malaria. (CDC/Dr. Mae Melvin)
Timika (ANTARA News) - Anggota Tim Supervisi Program Pekan Kelambu Massal Kementerian Kesehatan Dr Roy Tjong mengatakan dibutuhkan kerja keras untuk mengeliminasi kasus malaria di sejumlah daerah Papua yang secara nasional ditargetkan tahun 2030.

"Kalau masih santai-santai pasti tidak bisa. Harus kerja keras. Kalau di tingkat nasional, kelihatannya kurang yakin kasus malaria ini bisa tuntas pada tahun 2030," kata Roy Tjong di Timika, Kamis.

Roy mengatakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan malaria terutama di lima provinsi kawasan timur Indonesia yaitu dengan memaksimalkan penggunaan kelambu anti nyamuk.

Penggunaan kelambu anti nyamuk yang dipasang di kamar-kamar tidur warga, dinilai sangat efektif untuk mencegah gigitan nyamuk anopheles betina, pembawa parasit malaria.

Selain penggunaan kelambu anti nyamuk, sistem rujukan pasien juga perlu dibenahi.

"Salah satu persoalan tersulit di pedalaman Papua yaitu bagaimana mendapatkan pengobatan yang tepat. Artinya, orang yang sakit itu harus diperiksa terlebih dahulu darahnya, apakah benar-benar terserang malaria atau tidak. Kalau memang ditemukan parasit malaria dalam darahnya, barulah diberikan obat. Kalau tidak, dikhawatirkan akan terjadi resistensi," jelas Roy yang didampingi Yety Intarti selaku staf Subdit Malaria Kemenkes.

Pada akhir 2017, Kemenkes mengirim 112.400 kelambu anti malaria ke Kabupaten Mimika.

Selain ke Mimika, kelambu anti malaria sumbangan lembaga donatur internasional, Global Fund itu juga dikirim ke Kabupaten Jayapura, Keerom, Sarmi dan Boven Digoel.

Kasus malaria di Papua merupakan penyumbang tertinggi angka kasus malaria nasional.

Selain Provinsi Papua, empat provinsi di kawasan timur Indonesia lainnya yang masih merupakan daerah endemis malaria yaitu Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Terkait penggunaan kelambu anti nyamuk dalam rangka mengatasi kasus malaria, Pemkab Mimika akan menggelar program pekan kelambu malaria massal pada Jumat (2/2) bertempat di Kampung Gimbi, Distrik Kuala Kencana.

Pemkab Mimika menargetkan setiap dua orang dalam satu rumah akan menggunakan kelambu anti nyamuk tersebut.

Sejumlah Puskesmas di Mimika sebelumnya telah membagikan kelambu gratis tersebut kepada masyarakat di wilayah kerja masing-masing.

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018