"Kami sudah sediakan fasilitas pinjaman dari bank. Itu bisa digunakan," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam siaran pers KKP yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Menteri Susi memaparkan, BRI adalah salah satu perbankan BUMN yang digandeng KKP guna mendukung fasilitas peminjaman modal untuk para nelayan mengganti alat tangkapnya.
Susi selaku Menteri Kelautan dan Perikanan juga telah meninjau pendataan, verifikasi dan validasi kapal nelayan dengan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan di Tegal, Jumat (2/2).
Pendataan kapal nelayan tersebut dilakukan untuk memastikan ukuran kapal dan alat tangkap yang digunakan sudah ramah lingkungan sesuai dengan Peraturan Menteri No 2 Tahun 2015 tentang Larangan penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukan Hela dan Pukat Tarik.
Dalam kunjungannya, Menteri Susi berdialog dengan peserta pendataan kapal dan berpesan untuk jujur saat melaut.
Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengatakan tujuan program Gerakan Permodalan Nelayan (Gemonel) adalah mempercepat permodalan bagi nelayan untuk menunjang aktivitas penangkapan ikan.
"Tujuan Gemonel pada dasarnya untuk percepatan fasilitasi permodalan khususnya untuk skema KUR (kredit usaha rakyat) mikro dan retail bagi nelayan," kata Dirjen Perikanan Tangkap KKP Sjarief Widjaja.
Sjarief memaparkan, program Gemonel bekerja sama dengan sejumlah pihak perbankan dan nonperbankan, seperti melalui nota kesepahaman (MoU) antara KKP dengan BRI.
Program tersebut, lanjutnya, memberikan skim yang sangat menarik dengan ragam kemudahan kepada nelayan dengan bunga hanya empat persen, jauh di bawah bunga perbankan pada umumnya.
"Pada tahun 2017, sebanyak 493 debitur nelayan telah menerima kredit dari perbankan sebesar Rp211,34 miliar, dan permodalan sebesar Rp1,84 miliar dari BLU LPMUKP (Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan)," katanya.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018