Lima mitos kanker payudara

4 Februari 2018 13:59 WIB
Lima mitos kanker payudara
Pendiri Lovepink Shanti Persada mencontohkan cara memeriksa payudara sendiri dalam sebuah acara di Jakarta, Selasa (11/7). (ANTARA News/ Lia Wanadriani Santosa)
Jakarta (ANTARA News) - Kanker payudara menjadi salah satu jenis kanker yang umum diderita kaum hawa. Berbagai informasi mengenai jenis kanker ini telah secara luas dipapakan oleh media dan ahli kesehatan.

Namun, bukan berarti menyingkirkan berbagai mitos seputar jenis kanker ini di masyarakat. Apa saja mitos yang berkembang? Berikut lima di antaranya:

1. Hanya diderita perempuan yang keluarganya terkena kanker

Faktanya: Hampir 70 persen perempuan yang didiagnosa kanker payudara tak memiliki faktor risiko yang dapat diidentifikasi untuk penyakit ini.
Tapi riwayat keluarga memang bisa menjadi salah satu faktor risikonya. Jika orang tua telah menderita kanker payudara, risiko terkena penyakit ini kira-kira dua kali lipat pada keturunannya. Jika Anda memiliki dua kerabat dengan penyakit ini, maka risiko Anda meningkat.

2. Banyak benjolan di payudara adalah kanker

Faktanya: Sekitar 80 persen benjolan di payudara disebabkan perubahan jinak, kista dan kondisi lainnya. Dokter menyarankan para perempuan melaporkan perubahan di payudaranya, karena deteksi dini kanker payudara sangat bermanfaat.

Dokter mungkin merekomendasikan mammogram, ultrasound, atau biopsi untuk menentukan apakah benjolan tersebut bersifat kanker atau bukan.

3. antiperspirant sebabkan kanker

Realitanya: American Cancer Society mengakui perlu lebih banyak penelitian untuk membuktikanya. Namun, satu studi kecil menemukan jejak paraben pada sampel kecil tumor kanker payudara.

Paraben yang digunakan sebagai pengawet pada beberapa antiperspirant, memiliki sifat mirip estrogen yang lemah, namun penelitian yang bersangkutan tidak menimbulkan hubungan sebab-akibat antara paraben dan kanker payudara.


4. Ukuran payudara kecil berarti berisiko kecil kena kanker


Realitanya: Tak ada hubungan antara ukuran payudara dengan risiko seseorang terkena kanker payudara. Ukuran payudara yang lebih besar mungkin lebih sulit diperiksa daripada payudara kecil, misalnya dengan pemeriksaan payudara klinis - bahkan mamogram dan MRI - lebih sulit dilakukan.

Tapi semua wanita, terlepas dari ukuran payudara, harus melakukan pemeriksaan rutin dan pemeriksaan.
 
5. Kafein sebabkan kanker payudara

Kenyataan: Tidak ada hubungan sebab akibat antara kafein dan kanker payudara. Sebenarnya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kafein sebenarnya bisa menurunkan risiko Anda. Sejauh ini tidak meyakinkan apakah nyeri payudara bisa dikaitkan dengan kafein.  Demikian seperti dilansir laman Health.com.

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018