• Beranda
  • Berita
  • BICT dan Terminal Peti Kemas Domestik Belawan terapkan IBS

BICT dan Terminal Peti Kemas Domestik Belawan terapkan IBS

4 Februari 2018 23:27 WIB
BICT dan Terminal Peti Kemas Domestik Belawan terapkan IBS
Terminal Peti Kemas Domestik Belawan (TPKDB) Pelindo 1 (ANTARA News/HO)
Jakarta (ANTARA News) - PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo 1 konsisten meningkatkan kualitas layanan kepelabuhan guna mendorong efisiensi waktu dan biaya pengguna jasa pelabuhan di seluruh wilayah operasi.

Sejumlah langkah yang diterapkan Pelindo 1 adalah penerapan Integrated Billing System (IBS) di Belawan International Container Terminal (BICT) dan Terminal Peti Kemas Domestik Belawan (TPKDB) sejak 1 November 2017 serta penyandaran kapal dengan sistem window atau jadwal yang telah direncanakan, tepat waktu sesuai yang telah ditetapkan.

"Penerapan IBS ini sesuai dengan program yang dicanangkan oleh Kementerian BUMN untuk mengintegrasikan sistem pelayanan jasa kepelabuhanan bagi pengguna jasa secara online," kata Senior Manager Teknologi Informasi Pelindo 1, Baratto Rosalina, dalam keterangannya, Minggu.

"Penerapan sistem IBS sudah dilaksanakan di Belawan International Container Terminal (BICT) dan Terminal Peti Kemas Domestik Belawan (TPKDB) sejak 1 November 2017," kata Baratto Rosalina.

General Manager TPKDB, Indra Pamulihan menyebutkan penerapan IBS memberikan keuntungan bagi shipping lines dan pengguna jasa di TPKDB, yakni efisiensi waktu karena bisa memangkas proses permintaan, mengurangi lamanya antrean di loket dan efisiensi biaya.

Pengguna jasa dalam melakukan permohonan dokumen pelayanan delivery dan receiving dapat melalui sistem online, tanpa perlu lagi datang ke kantor TPKDB.

Bahkan pengguna jasa juga tidak perlu lagi melampirkan dokumen apapun karena data pesanan dan Delivery Online (DO) telah dikirim secara online oleh pelayaran atau container operator. Selain itu,  guna makin menambah kemudahan bagi pengguna jasa, TPKDB juga telah bekerja sama dengan sejumlah bank untuk menfasilitasi transaksi pembayaran.

Sebelum penerapan IBS, proses pengurusan dokumen memakan waktu lebih dari dua jam. Hal itu disebabkan antrean dalam mengajukan permohonan pelayanan receiving dan delivery di resepsionis dengan membawa dokumen, Surat Kuasa, dan Surat Perintah Pengiriman Barang (SPPB) untuk pengantaran, antrean di bank pembayaran, mencetak nota, dan cetak receiving card atau SP2 untuk penyerahan peti kemas.

"Namun setelah diberlakukannya IBS di TPKDB, waktu yang dibutuhkan untuk antrean itu dapat dipangkas. Pengguna jasa cukup mengakses situs ibs.pelindo1.co.id untuk proses permohonan receiving dan delivery, serta mencetak invoice, receiving card¸dan Surat Pengeluaran Petikemas (SP2)," kata Indra Pamulihan.

"Permohonan delivery dan receiving bisa dilakukan dimana saja dengan menggunakan handphone atau internet. Cukup lima menit semua proses bisa diselesaikannya,” imbuhnya

Sistem window


Selain penerapan IBS, TPKDB juga sudah menerapkan penyandaran kapal dengan sistem window atau jadwal yang telah direncanakan, tepat waktu sesuai yang telah ditetapkan.

Ada enam perusahaan pelayaran dalam negeri sudah punya windows sendiri, dan sudah terjadwal sandar di dermaga TPKDB setiap pekannya, yakni PT Tanto Intim Line, PT Salam Pacific Indonesia Line, PT Meratus Line, PT Tempuran Emas Tbk, PT Caraka Tirta Perkasa, dan PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan.

"Penyandaran kapal dengan sistem window dilakukan untuk mendorong efisiensi biaya dalam pelayanan kapal, dan terjaminnya kepastian sandar, sehingga mengurangi waktu turn round voyage (TRV) atau waktu kapal berbalik dan jaminan ketersediaan dermaga serta meningkatkan produktivitas dan volume barang," ujar Indra Pamulihan.

Guna melayani kegiatan bongkar muat peti kemas di TPKDB, Pelindo 1 telah menyiapkan sejumlah peralatan antara lain Container Crane (CC) 4 unit, Rubber Tyred Gantry (RTG) 5 unit, Harbour Mobile Crane (HMC) 3 unit, Head Truck 18 unit, Side Loader 2 unit, Reach Staker 8 unit, dan Forklift 1 unit.

Peralatan bongkar muat tersebut melayani kapal-kapal yang didominasi berasal dari pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya. Komoditi antar pulau yang dominan dibongkar di TPKDB adalah kebutuhan pokok dan material bangunan seperti besi dan semen. Sedangkan komoditi yang dimuat, di antaranya hasil pertanian dan industri.

"Hingga akhir tahun 2017, bongkar muat peti kemas menyeluruh sebanyak 397.509 boks, dan pada semester II 2017 saja bongkar muat peti kemas sebanyak 208.899 boks," katanya.

"Sementara kunjungan kapal sepanjang tahun 2017 terdapat 297 call, dengan sebanyak 139 call di antaranya ada pada semester II tahun 2017. Kami berharap dengan penerapan IBS dan system window kami dapat semakin menjaga momentum tren pertumbuhan kinerja positif  kami selama tahun 2018 ini," tutup Indra Pamulihan.

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018