• Beranda
  • Berita
  • Usaha penggilingan padi di Jabar sepi karena suplai gabah minim

Usaha penggilingan padi di Jabar sepi karena suplai gabah minim

5 Februari 2018 16:09 WIB
Usaha penggilingan padi di Jabar sepi karena suplai gabah minim
Pekerja mengangkut karung berisi beras yang baru digiling di penggilingan padi di Kilasah, Kasemen, Serang, Banten, Minggu (14/1/2018). (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Panen memang ada di Jawa Barat, tetapi kondisinya belum menyeluruh. Selain itu petani juga saat ini belum melakukan penjualan karena masih menyimpan gabahnya."

Karawang (ANTARA News) - Usaha penggilingan padi di berbagai wilayah di Jawa Barat sepi dan menghentikan produksi, karena masih minimnya suplai gabah dari petani.

"Sejumlah usaha penggilingan padi kelas kecil (kapasitas 10 ton per hari) menghentikan produksi, karena suplai gabah minim," kata Sekretaris Pengusaha Beras dan Penggilingan Padi (Perpadi) ?Jabar, Muchlis Anwar saat dihubungi dari Karawang, Senin.

Ia mengatakan, di wilayah Jawa Barat terdapat 38 ribu usaha penggilingan padi yang rata-rata terdiri dari penggilingan kelas menengah dan kecil.

"Untuk penggilingan besar hanya 15 persen. Pasokan itu sudah sangat minim, bahkan khusus untuk penggilingan kecil yang hanya pasokan beras dari petani di sekitar itu berhenti beroperasi," katanya.

Saat ini, kata dia, rata-rata para pengusaha penggilingan padi dalam seminggu hanya beroperasi empat hari.

"Panen memang ada di Jawa Barat, tetapi kondisinya belum menyeluruh. Selain itu petani juga saat ini belum melakukan penjualan karena masih menyimpan gabahnya," kata dia.

Faktor lain yang mengakibatkan minimnya suplai gabah ialah cuaca buruk, banyak penggilingan padi yang tidak memiliki teknologi pengeringan gabah. Sehingga, proses penggilingan masih menunggu proses pengeringan.

"Ada yang bisa setiap hari kalau yang punya mesin pengeringan. Tetapi itu pun stoknya sedikit. Banyak juga yang tidak punya pengeringan, mereka harus menunggu cuaca untuk pengeringan gabah, " kata Muchlis.

Pewarta: M. Ali Khumaini
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018